Bisnis.com, JAKARTA — Tokopedia mencatatkan kenaikan transaksi penjualan perlengkapan sekolah memasukit tahun ajaran baru 2018—2019.
Associate Vice President Tokopedia Garri Juanda menjabarkan, kenaikan pembelian tertinggi terjadi pada produk tas sekolah anak, yang naik lebih dari 17 kali lipat pada periode jelang tahun ajaran baru, dibandingkan dengan periode biasanya.
“Selain itu, penjualan botol minum meningkat lebih dari 11 kali lipat, buku tulis naik lebih dari 8 kali lipat, pensil/kotak pensil naik lebih 7 kali lipat, dan pulpen naik hampir 7 kali lipat,” paparanya belum lama ini.
Menurutnya, kenaikan penjualan perlengkapan sekolah merefleksikan semakin tingginya animo masyarakat terhadap belanja daring. Jadi, momentum tahun ajaran baru merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelapak di marketplace.
“Setiap menjelang tahun ajaran baru, data Tokopedia menunjukkan adanya peningkatan transaksi pada sejumlah barang kebutuhan sekolah,” jelasnya.
Vonny Sataputeri, salah satu tenant di Tokopedia, menuturkan permintaan terhadap produk perlengkapan sekolah mengalami lonjakan hingga 100% jelang tahun ajaran baru. Dia mengaku kenaikan omzet yang diraupnya mencapai Rp60 juta—Rp70 juta selama Juli.
“Stok diperbanyak untuk perlengkapan sekolah dan produk pendampingnya, seperti tas dengan bag tag-nya, karena semakin lengkap semakin nyaman untuk pembeli berbelanja,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Indonesian E-commerce Association (idEA) Ignatius Untung menjelaskan, produk perdagangan elektronik untuk musim tertentu seperti menjelang tahun ajaran baru sebenarnya belum cukup populer untuk dibeli dengan sistem belanja daring.
Terlebih, sebutnya, sebagian besar pembeli produk toko daring merupakan masyarakat menengah—atas yang notabene peralatan sekolah buah hatinya sudah disediakan di sekolah masing-masing.
"Saya kira tidak terlalu banyak yang membeli perlengkapan sekolah lewat toko daring. Kebanyakan [barang] yang beli secara daring cenderung [tergolong produk] konsumtif seperti gadget, elektronik, baju dan lainnya," ucapnya.
Dia berpendapat, mengubah kebiasaan masyarakat dalam membeli produk perlengkapan sekolah secara daring sangatlah sulit. Pasalnya, sebagian besar keluarga Indonesia lebih suka membeli perlengkapan sekolah secara bersama-sama di toko ritel luring.
"Semangatnya kan kalau tahun ajaran baru membeli perlengkapan sekolah bersama-sama. Itu jadi kebiasaaan sendiri dan sulit diubah secara daring," tutur Ignatius.