Bisnis.com, JAKARTA - Almarhum Anthonius Gunawan Agung, petugas Air Traffic Controller AirNav Indonesia Cabang Palu layak disebut pahlawan.
Meski gempa mengancam nyawanya, ia tetap bertugas memandu pesawat hingga pesawat Airbus A320-200 Batik Air bisa mengudara dengan selamat.
Setelah kejadian itu, Anthonius menjadi korban gempa dan akhir meninggal dunia.
Perusahaan penerbangan Batik Air menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas tanggungjawab serta dedikasi almarhum Anthonius Gunawan Agung. Almarhum sempat memberikan komando izin terbang kepada pilot pesawat bernomor ID-6231.
"Almarhum telah memberikan komando untuk lepas landas hingga menunggu pesawat Airbus A320-200 mengudara tetap sesuai standar operasi prosedur," kata Chief Executive Officer (CEO) Batik Air Capt. Achmad Luthfie dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (30/9/2018).
Almarhum Anthonius Gunawan Agung adalah salah satu petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia Cabang Palu, yang ketika bertugas saat mengatur layanan navigasi penerbangan terjadi gempa.
Batik Air ID-6231 yang memperoleh izin terbang dari almarhum dari Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, Jumat (28/9) pada pukul 17.55 Wita sesuai jadwal dan mendarat dengan selamat di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, pukul 19.00 Wita.
Dalam penerbangan ID-6231, Batik Air menerbangkan tujuh kru pesawat dan 148 penumpang.
Batik Air dan anggota Lion Air Group mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kejadian bencana alam yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala dan wilayah Sulawesi Tengah lainnya.
Lompat dari Menara
Corporate Secretary AirNav Indonesia Didiet KS Radityo mengisahkan momen sebelum personel perusahaannya, Anthonius Gunawan Agung, lompat dari lantai 4 menara AirNav kala gempa 7,7 Skala Ritcher mengguncang Palu, Sulawesi Tengah.
Lompatan itu berakibat kepada patahnya kaki Agung yang kemudian merenggut nyawanya, Sabtu, 29 September 2018.
Agung, kata Didiet, adalah personel yang bertugas di Tower Air Traffic Controller AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie.
Sebelum gempa terjadi, Agung sedang melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar. "Beliau telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi," ujar dia seperti dikutip Tempo.co.
Kala itu, personel AirNav lainnya yang tidak sedang melayani kemudian turun saat gempa terjadi. Namun, Agung belum bisa turun lantaran pesawat belum lepas landas. Sehingga, Agung menunggu pesawat Batik Air hingga airborne.
"Setelah pesawat airborne, kondisi gempa sudah semakin kuat," ujar Didiet. Akhirnya Agung yang masih berada di kabin menara di lantai empat itu langsung memutuskan untuk melompat. Akibatnya, ia mengalami patah kaki.