Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Daerah Diminta Lancarkan Izin Ekspor Hortikultura

Pemerintah daerah diminta untuk memberikan kemudahan izin bagi eksportir yang akan melakukan ekspor produk pertanian hortikultura di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kanan) saat acara pelepasan ekspor produk hortikultura bawang merah, mangga dan benih sayuran asal Jatim di Kantor Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Senin (8/10/2018)./Bisnis-Peni Widarti
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kanan) saat acara pelepasan ekspor produk hortikultura bawang merah, mangga dan benih sayuran asal Jatim di Kantor Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Senin (8/10/2018)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah daerah diminta untuk memberikan kemudahan izin bagi eksportir yang akan melakukan ekspor produk pertanian hortikultura di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah telah mendorong ekspor sebanyak-banyaknya dengan mempermudah eksportir masuk ke negara lain. Hanya saja, diperlukan juga dorongan dari pemerintah daerah dalam meningkatkan produksi maupun memudahkan izin.

"Presiden sudah minta agar kita mendorong ekspor, jadi jajaran pertanian (Dinas Pertanian) perlu permudah kebutuhan izin eksportir, bila perlu di antar ke rumahnya. Itu lah fungsi Online Single Submission (OSS) yang sudah diterapkan di pertanian," jelasnya di sela-sela pelepasan ekspor produk hortikultura Jatim, Senin (8/10/2018).

Dia mengungkapkan selama ini untuk mengurus izin bisa mencapai 6 bulan, bahkan 1- 2 tahun. Namun sejak ada OSS sudah bisa dilakukan dalam waktu 1 jam. Dia meyakini perekonomian negara akan tumbuh lebih bagus oleh 2 faktor yakni ekspor dan investasi.

"Ke depan 2 hal ini akan kita dorong terus, karena kita tahu harga bawang merah sedang turun dan ini momentum emas untuk mendorong ekspor di saat rupiah melemah," imbuhnya.

Dia mengatakan produk hortikultura Indonesia memiliki potensi yang besar untuk masuk ke pasar ekspor. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani, ekspor juga untuk meningkatkan devisa negara.

Tahun lalu, katanya, ekspor produk pertanian nasional mencapai Rp442 triliun atau naik 24% dibandingkan capaian 2016. Perolehan tersebut telah berdampak pada surplus pertanian 2017 sebesar Rp214 triliun.

BPS mencatat, nilai ekspor komoditas hortikultura segar selama Januari-Juli 2018 mencapai Rp1,22 triliun atau naik sebesar 60,5% dibanding periode yang sama tahun lalu yakni hanya Rp0,76 triliun.

Adapun produk pertanian yang sudah tembus pasar ekspor sejauh ini adalah mangga, manggis, salak, nanas, benih, sayuran, bawang merah, tanaman hias, telur, ayam, kambing, dan jagung.

"Diharapkan ekspor tahun ini yang jelas bisa lebih tinggi lagi dari pada tahun lalu. Untuk itu kita dorong ekspornya termasuk melakukan negosiasi dengan negara tujuan," imbuh Amran.

Amran menambahkan, pihaknya dan pemerintah daerah akan menambah kawasan pertanian dan melakukan pendampingan yang intensif dari hulu sampai hilir sehingga petani mampu memghasilkan produk pangan yang berkualitas.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi menambahkan Kementan akan terus memperluas kawasan pengembangan mangga dan benih sayuran, termasuk memberikan bantuan untuk petani dan mengawalnya hingga masuk pasar ekspor.

"Kemitraan petani dengan pelaku usaha pun menjadi bagian yang dijamin Kementan. Ini penting agar petani benar-benar sejahtera dan nilai ekspor semakin tinggi,” ujarnya. Pada Senin (8/10/2018) ini di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur,

Menteri Pertanian Andi Amran bersama Gubernur Jatim Soekarwo beserta jajarannya melakukan pelepasan ekspor produk hortikultura asal Jatim.

Di antaranya komoditas mangga dikirim ke Singapura dan Malaysia sebanyak 100 ton, benih kangkung ke China, Malaysia, dan Vietnam sebanyak 800 ton dan produk bawang merah ke Filipina sebanyak 800 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper