Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Perang Dagang Jadi Peluang Bagi Indonesia

Presiden Joko Widodo menyatakan perang dagang antarsejumlah negara merupakan suatu peluang bagi Indonesia.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) saat tiba di Bandara International Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (18/10/2018). Presiden melakukan kunjungan kerja ke NTB dalam rangka memastikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi gempa Lombok berjalan lancar./ANTARA-Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) saat tiba di Bandara International Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (18/10/2018). Presiden melakukan kunjungan kerja ke NTB dalam rangka memastikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi gempa Lombok berjalan lancar./ANTARA-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, TANGERANG - Presiden Joko Widodo menyatakan perang dagang antarsejumlah negara merupakan suatu peluang bagi Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden saat menyampaikan pidato dalam acara pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 ke-33 di Indonesia Convention Exhibiton di Tangerang, Banten, Rabu (24/10/2018).

Presiden mengatakan sekarang sedang terjadi pertarungan atau perang dagang. Presiden tidak menyebut negara mana yang sedang berperang dalam bidang perdagangan tersebut. Presiden mengatakan Indonesia dapat menggunakan peluang ini untuk masuk ke pasar.

"Ada kesulitan, tapi biasanya dalam kesulitan itu ada peluang-peluang. Gunakan peluang-peluang ini untuk masuk ke pasar-pasar yang ditinggalkan oleh yang baru berperang. Ini kesempatan, ini adalah peluang, ini opportuniy yang bisa dan harus bisa dipergunakan sebaik mungkin," kata Presiden.

Presiden mengatakan Indonesia harus memperlebar penetrasi untuk pasar-pasar non-tradisional seperti Asia Selatan, Afrika, Rusia, Timur Tengah, Turki, Pakistan sampai Asia Selatan. Presiden mengatakan pasar-pasar non-tradisional itu merupakan pasar besar yang tidak pernah diurus oleh Indonesia selama bertahun-tahun.

"Saya berharap ini mulai diperhatikan, mulai kita urus dengan baik sehingga ekspor kita benar-benar naik sehingga terjadi yang namanya surplus neraca perdagangan," kata Presiden.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 surplus sebesar US$230 juta atau lebih baik dibandingkan dengan Agustus 2018 lalu yang defisit US$1,02 miliar.

Kendati demikian, dihitung sejak awal 2018 (Januari-September), neraca perdagangan Indonesia masih defisit sebesar US$3,79 miliar dimana ekspor sebesar US$134,99 miliar atau lebih kecil dibandingkan dengan impor US$138,78 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper