Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah harus fokus dalam belanja menggunakan anggaran pemerintah yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden dalam acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan daftar alokasi transfer ke daerah serta dana desa tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
"Dalam kesempatan ini, saya juga perlu kembali menegaskan bahwa kita harus fokus dalam belanja APBN, harus fokus, harus fokus," kata Presiden di depan para gubernur berbagai provinsi di Indonesia dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Seperti diketahui, belanja yang dianggarkan dalam APBN 2019 sebesar Rp2.461,1 triliun atau meningkat 11% dibandingkan dengan Rp2.217,2 triliun dalam APBN 2018.
Presiden mengatakan pemerintah harus menggunakan alokasi tersebut dengan baik serta akuntabel guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pembangunan.
"Dari keseluruhan belanja negara tahun 2019, pada hari ini telah diserahkan DIPA kepada kementerian lembaga, yang nilainya mencapai Rp855,4 triliun dan juga disampaikan dana transfer ke daerah sebesar Rp826,7 triliun kepada Gubernur yang mewakili pemerintah pusat di daerah," kata Presiden.
Presiden mengatakan semangat kebijakan fiskal dalam APBN 2019 adalah APBN untuk mendorong investasi dan daya saing melalui pembangunan sumber daya manusia. Presiden mengatakan semangat APBN Indonesia itu adalah "sehat dan mandiri".
Di sisi pendapatan, pemerintah menargetkan penerimaan sebesar Rp2.165 triliun pada 2019 atau meningkat 13,7% dibandingkan dengan Rp1.903 triliun pada 2018. "Tentunya pemerintah harus bekerja keras untuk mencapai target penerimaan tersebut, baik dari sisi perpajakan maupun bukan pajak. Namun dengan tetap menjaga iklim usaha, menjaga dunia usaha serta melanjutkan insentif-insentif untuk kegiatan-kegiatan usaha dan investasi," kata Presiden.
Kepala Negara juga mengingatkan jangan sampai APBN "menguap" tanpa hasil dan hanya digunakan untuk rutinitas, belanja birokrasi, belanja operasional namun lupa mengukur dampaknya bagi kemanfaatan masyarakat.
"Jangan sampai APBN kita menguap begitu saja tanpa hasil. Dan juga jangan habis untuk rutinitas, untuk belanja birokrasi, untuk belanja operasional tapi lupa kita mengukur dampaknya bagi kemanfaatan rakyat, kemanfaatan untuk masyarakat," kata Presiden.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pihaknya berharap 2019 akan menjadi tahun di mana pemerintah fokus untuk membelanjakan anggaran secara bersih, efisien dan sesuai dengan tingkat output yang diharapkan.