Bisnis.com, BANJARMASIN -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tengah mengkaji rencana pengembangan kapasitas pengemasan semen di Packing Plant Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Penanggung Jawab Sementara (Pgs) Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia (SI) Sigit Wahono menjelaskan berdasarkan feasibility study, untuk memperbesar kapasitas pengemasan semen di suatu daerah setidaknya penyerapan semen di pasar sudah mencapai sekitar 300.000 ton setahun.
"Nah, pasar semen kami di Kalimantan Selatan (Kalsel) sampai November 2018 mencapai 305.462 ton. Jumlah tersebut meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya 262.541 ton," paparnya dalam media gathering, Rabu (12/12/2018).
Capaian tersebut, tutur Sigit, menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas packing plant bisa dipertimbangkan.
Namun, kajian atas rencana tersebut masih memiliki banyak pertimbangan lain. Di antaranya, sulitnya mencari lahan untuk membangun packing plant di Kalimantan yang banyak memiliki sungai dengan kedalaman yang rendah.
"Sekarang ini sedang kami review, apakah perlu menaikkan kapasitas dengan membangun packing plant lagi atau investasi silo baru untuk menampung semen curah, dan berapa sih angka produksi pastinya yang diperlukan di sini," lanjutnya.
Saat ini, pangsa pasar Semen Indonesia di wilayah Kalsel mencapai 25,6%. Jumlah tersebut turun jika dibandingkan sebelum adanya kompetitor yang masuk.
Meski demikian, perseroan ingin mengejar pangsa pasar di Kalsel hingga mencapai 26%-27% pada tahun depan dengan memperkuat footprint dari saluran pemasaran dan supply chain hingga peningkatan proses efisiensi.
"Yang pasti, kami akan memperkuat produk-produk di pasar dengan mengelola distributor. Walaupun tidak mudah untuk mengejar pangsa pasar karena kompetisi 2019 semakin berat," imbuh Sigit.
Berdasarkan catatan perseroan, penjualan semen di Pulau Kalimantan hingga November 2018 mengalami pertumbuhan 4% dari 1,553 juta ton pada tahun lalu menjadi 1,622 juta ton tahun ini.
Pertumbuhan penjualan tertinggi terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni mencapai 23% dari 411.803 ton menjadi 520.696 ton. Sementara itu, pertumbuhan terbesar kedua terjadi di Kalsel.