Bisnis.com, JAKARTA — PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. berencana meningkatkan ekspor pada tahun ini seiring dengan besarnya kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
Antonius Marcos, Corporate Secretary Indocement, mengatakan bahwa emiten dengan kode saham INTP ini memiliki kapasitas yang cukup untuk melakukan ekspor.
Saat ini, kapasitas terpasang Indocement tercatat sebesar 24,9 juta ton per tahun atau kedua terbesar setelah Semen Indonesia Group yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 32,2 juta ton per tahun.
“Tahun ini apabila masih ada margin yang bagus, tentu kami akan meningkatkan ekspor karena kami memiliki kapasitas yang cukup,” ujarnya, Senin (7/1).
Hingga 30 September 2018, Indocement mencatatkan volume penjualan mencapai lebih dari 13 juta ton atau naik 6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun, hingga akhir 2018, perseroan menargetkan penjualan 17,06 juta ton.
Dari sisi ekspor, perseroan mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp101,27 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp126,49 miliar.
Adapun, dari sisi nilai, penjualan semen domestik meningkat 2,74% secara tahunan dari Rp10,38 triliun menjadi Rp10,67 triliun. Dari nilai penjualan ini, terlihat bahwa fokus utama perseroan adalah pasar dalam negeri, terutama di Pulau Jawa.
Terkait dengan proyeksi pertumbuhan tahun ini, Antonius menyatakan bahwa pihaknya masih dalam tahap finalisasi target. “Kami masih menunggu tutup buku tahun 2018 terlebih dahulu,” jelasnya.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) sebelumnya telah merilis perkiraan pertumbuhan konsumsi semen dalam negeri sekitar 3%-4% pada tahun ini.
Widodo Santoso, Ketua ASI, menyatakan proyeksi tersebut ditetapkan seiring dengan proyek-proyek infrastruktur yang telah selesai pembangunannya.
Selain itu, pada 2019 anggaran infrastruktur hampir sama dengan tahun ini dan kondisi permintaan perumahan, terutama apartemen, stagnan. “Oleh karena itu, produsen semen sudah ancang-ancang untuk meningkatkan ekspor dari tahun ini 5,4 juta ton menjadi 7 juta ton.”
Peningkatan ekspor semen juga diharapkan dapat mengerek tingkat utilitas pabrik yang masih rendah karena kelebihan pasokan di atas 30 juta ton.