Bisnis.com, KULON PROGO -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dijadwalkan meninjau pembangunan New Yogyakarta International Airport atau lebih dikenal sebagai Bandara Kulon Progo, di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Sabtu (19/1/2019).
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut direncanakan mengunjungi bandara yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan luas sekitar 587 hektare (ha) tersebut pada pukul 15.00 WIB.
Kehadiran Darmin adalah untuk memastikan secara langsung progres perkembangan pembangunannya. Bandara baru ini diproyeksikan sebagai pengganti Bandara Internasional Adisutjipto yang sudah tidak mampu menampung kapasitas penumpang dan pesawat.
Usai peletakan batu pertama pada 27 Januari 2017, pembangunan bandara Kulon Progo semakin dioptimalkan oleh pemerintah lewat dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandar Udara di Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY.
Dalam beleid tersebut, Bandara Kulon Progo ditargetkan dapat beroperasi pada April 2019. Kegiatan operasional dalam hal ini difokuskan pada terminal internasional.
Sebelum pembangunannya berjalan, banyak masyarakat yang menentang bandara itu karena dinilai menggusur mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar petani dan petambak.
Namun, saat ini, penolakan tersebut diklaim sudah dapat diselesaikan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari pembebasan lahan yang sudah mencapai 94%.
Guna menyelesaikan masalah efek pergeseran pekerjaan masyarakat sekitar, pemerintah berusaha untuk melakukan link and match antara kebutuhan industri dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK).
Selain itu, pembangunan Bandara Kulon Progo ini dipastikan akan meningkatkan nilai investasi ke Yogyakarta dan kegiatan pariwisata yang mendominasi perekonomian daerah.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo juga mengatakan bahwa pembangunan Bandara Kulon Progo ini mampu mengurangi pengangguran hingga 40% atau 3.000 orang dari 8.000 orang yang menganggur. Hal itu secara langsung akan berimplikasi pada penurunan kemiskinan sebesar 10%.