Bisnis.com, JAKARTA - Kendati banyak yang sudah menerapkan bangunan hijau, konsep ini masih belum terlalu menggaung. Salah satu alasannya karena dianggap mengeluarkan biaya yang cukup mahal.
Sandra Pranoto, Green Building Leads IFC Indonesia, mengatakan konsep bangunan hijau sangat bisa diterapkan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
"Bangunan hijau tidak selalu membutuhkan biaya yang lebih. Contohnya banyak di bangunan tinggi, jendela dipasang dari bawah sampai atas, padahal tidak hemat energi, jendela kan mahal, juga paparan sinar matahari yang masuk membuat penggunaan AC jadi lebih berat sehingga bayar listrik juga jadi mahal," kata Sandra.
Dia memaparkan untuk menekan biaya, pemilik gedung atau rumah bisa mulai dari menghemat di biaya jendela dengan cara mengecilkan luasan bidang jendela. "Buat apa hanya estetika di luar tapi di dalam tidak nyaman, bayar listrik juga mahal," kata dia.
Selain itu, bangunan gedung dan rumah akan lebih baik jika tidak menghadap barat karena paparan sinar matahari lebih banyak dari situ. Untuk mengatasi hal ini, perbanyak jendela atau ventilasi di sisi lainnya, seperti timur atau selatan.
Kemudian, dalam rumah atau gedung harus ada ventilasi natural, yang bisa mengurangi penggunaan air conditioner (AC). Jadi, hal-hal yang kecil seperti ini sudah masuk ke dalam penghematan.
Denny Setiawan, Arsitek Studio Denny Setiawan, mengatakan penerapan bangunan hijau adalah masalah nyata yang sudah harus disadari dengan kondisi kota Jakarta yang padat.
"Kita butuh rumah yang tidak hanya dijadikan sebagai tempat naungan tapi juga bisa memberikan kontribusi positif bagi lingkungan," kata Denny kepada Bisnis, Senin (18/2/2019).
Senada, menurut Denny, penerapan green building bisa dimulai dengan mengurangi penggunaan AC. Kata dia, jika bisa membuat rumah dingin tanpa AC, tidak perlu lagi menggunakan solar panel. Di sisi lain listrik lebih murah, tidak selamanya penerapan konsep green building harus membayar biaya lebih.
Arah hadap bangunan sangat mempengaruhi suhu ruangan di dalam rumah, hampir 60% energi yang digunakan semuanya untuk pengudaraan, sedangkan biaya yang paling besar adalah untuk penggunaan AC.
Denny juga memaparkan langkah bangunan hijau bisa menggunakan barang bekas atau barang yang bisa didaur ulang, contohnya pihaknya menggunakan kayu-kayu bekas untuk dijadikan railing tangga.
Sementara, Principal Architect BEstudio Erick Budhi Yulianto menjelaskan dengan menempatkan jendela dengan benar, menggunakan sistem pengudaraan alami, dan tidak menggunakan material yang mahal bisa menekan biaya konstruksi menjadi lebih murah.