Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah memiliki sejumlah strategi agar ekosistem perusahaan rintisan teknologi di dalam negeri mampu menciptakan lebih banyak unicorn baru.
Unicorn merupakan istilah yang merujuk kepada perusahaan rintisan teknologi bervaluasi di atas US$1 miliar.
Google dan Temasek melalui laporan berjudul e-Conomy SEA 2018 mengungkap terdapat sembilan startup di Asia Tenggara yang mencapai valuasi di atas US$1 miliar per semester pertama 2018.
Sembilan perusahaan tersebut merupakan Grab, Sea, Lazada, Razer, VNG, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Empat perusahaan yang disebut terakhir merupakan perusahaan rintisan yang didirikan oleh warga Indonesia.
"Kita saat ini bisa menghasilkan cukup banyak unicorn di Asean. Artinya kreativitas dan inovasi sudah muncul, namun kalau eksosistem semakin diperbaiki kita bisa mendapat lebih banyak unicorn yang lain," ujarnya di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Dirinya mengungkapkan prioritas pemerintah untuk mendukung ekosistem perusahaan rintisan teknologi di dalam negeri adalah dengan mendukung penyiapan talenta sumber daya manusia di bidang inovatif.
"Kalau ingin mengharapkan unicorn menjadi lebih banyak, seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak, mereka semua itu didirikan oleh anak Indonesia yang berpendidikan tinggi. Kita harus membenahi SDM agar banyak pionir di bidang inovatif," ujarnya.
Sri Mulyani mengungkapkan sudah berdiskusi dengan sejumlah pimpinan perguruan tinggi nasional untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM.
Kementerian Keuangan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi disebutnya juga akan menggulirkan dana abadi untuk riset dan pengembangan untuk mendukung pengembangan inovasi.
Di samping itu, pemerintah tengah mempercepat penyelesaian proyek Palapa Ring untuk menjamin pemerataan konektivitas jaringan di seluruh pelosok negeri.
Pemerataan akses jaringan tersebut disebutnya dapat memungkinkan lahirnya berbagai perusahaan rintisan dari berbagai daerah.
Dari sisi fiskal, pemerintah disebutnya juga akan mendengarkan berbagai masukan dari pelaku ekonomi digital untuk mendukung pertumbuhan ekosistem di dalam negeri.
"Termasuk dalam kebijakan perpajakan, bersama industri termasuk unicorn sendiri untuk melihat apa sebenarnya kebutuhan mereka. Dari sisi fasilitas, kami juga bisa memberikan support lanjutan yang dibutuhkan," ujarnya.