Bisnis.com, MEDAN--Pabrik pupuk hingga pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) mulai dibangun di tahun ini di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei.
Direktur PT Kawasan Industri Nusantara, Rinaldi mengatakan terdapat tiga proyek yang akan dimulai konstruksi fisiknya yakni pabrik alternatif protein, chitin, lauric acids, serta turunan dari protein dan bio-fertilizer. Kemudian, pabrik pupuk dan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg).
Perinciannya, pabrik alternatif protein dibangun PT Alternative Protein Indonesia (PT. API) yang akan membangun di lahan seluas 5 hektare. Pembangunan tersebut menjadi pembangunan pabrik tahap pertama dari total luas lahan 51 hektare. Rencananya, perusahaan bakal menanamkan modal sebesar Rp7,5 triliun untuk pembangunan pabrik secara menyeluruh.
Proyek lain yang akan memasuki tahap konstruksi fisik yakni PT All Cosmos yang akan membangun pabrik pupuk yang akan memproduksi pupuk NPK, pupuk organik dan produk turunannya dengan kapasitas produksi sebesar 50.000 ton pertahun. Adapun, di tahun ini investasi yang akan direalisasikan sebesar US$20 juta dari total US$50 juta.
Terakhir, pembangunan PLTBg berkapasitas 2,1 MW yang akan mengolah limbah cair kelapa sawit. Dia menyebut, proyek ini dikerjakan PT Pertamina Power Indonesia dengan PT Perkebunan Nusantara III dengan nilai investasi Rp53 miliar.
Menurutnya, minat investasi di tahun ini tak terpengaruh sentimen pesta demokrasi. Adapun, dalam waktu dekat akan dilakukan ekspor perdana produk minyak goreng dari PT Industri Nabati Lestari melalui Pelabuhan Kuala Tanjung.
Perusahaan tersebut telah membangun pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 456.000 ton pertahun, furined fatty acid distillate 27.000 ton pertahun, dan stearin 114.000 ton pertahun.
"Ada tiga proyek yang akan beroperasi dan satu ekspor perdana minyak goreng," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (21/2/2019).
Dari data Dewan KEK, pada November 2018, KEK Sei Mangkei tercatat menjadi tujuan investasi dengan nominal belanja sebesar Rp4,67 triliun atau 60% dari komitmen Rp7,77 triliun.
