Bisnis.com, JAKARTA - Industri keramik Indonesia menargetkan produksi keramik nasional pada tahun ini sebanyak 420 juta m2 hingga 430 juta m2 sepanjang 2019. Angka tersebut lebih tinggi 7%--9% dibandingkan dengan volume produksi pada tahun lalu.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menargetkan produksi keramik nasional akan mencapai 420 juta hingga 430 juta m2 sepanjang 2019. Angka tersebut lebih tinggi 7%--9% dibanding jumlah produksi pada tahun.
"Kami harapkan bisa tumbuh 7% - 9% pada tahun ini," ujarnya di sela-sela Dalam pembukaan Pameran Keramika 2019 dan Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Industri Keramik Nasional, Kamis (14/3/2019).
Kapasitas industri keramik Indonesia berada di nomor 9 dunia yakni mencapai 580 juta m2 per tahun. Namun, produksinya hanya 380 juta m2 per tahun.
Semantara itu, pemerintah telah memberikan sederet dukungan bagi industri keramik, seperti penaikan PPh impor dari 5% menjadi 7,5% dan menerapkan safeguard sejak Oktober 2018.
Terkait gas bumi sebagai bahan bakar untuk industri keramik, pemerintah terus mengupayakan adanya jaminan pasokan dan harga yang ideal dan kompetitif.
Dalam mendorong terciptanya inovasi produk dan SDM terampil di sektor industri, pemerintah juga akan memfasilitasi melalui pemberian insentif fiskal berupa super deductible tax.
Pemerintah juga juga menyediakan insentif nonfiskal berupa penyediaan tenaga kerja kompeten melalui program link and match dengan SMK dan industri, Diklat sistem 3 in 1 dan Program Diploma I Industri.
Dia berpendapat industri keramik merupakan salah satu sektor unggulan dengan bahan baku yang melimpah di dalam negeri. Industri ini juga telah menyerap tenaga kerja sekitar 150.000 orang.