Salah satu nelayan yang merasakan manfaat penangkapan tuna berkelanjutan ialah Ali Laode (33) dari Desa Sangowo, Kecamatan Morotai Timur. Dengan cara penangkapan yang lebih baik, omzet daari melaut pun bisa meningkat hingga 900% per hari.
Sejak 2006, Ali menceritakan sudah melaut untuk menangkap bayi tuna. Harga 1 kilogram (kg) ikan hanya dibanderol Rp7.000 sehingga omzet hariannya maksimal sebesar Rp500.000.
Sejak melalui proses penyuluhan pada 2010, Ali dan teman-teman seprofesi beralih memfokuskan tangkapan ke tuna ukuran besar dengan berat minimal 20 kg sesuai standar ekspor. Ukuran ikan yang ditangkap bahkan bisa mencapai 90-an ton.
Setiap tuna besar dibanderol Rp34.000 per kg—Rp37.000 per kg. Penghasilan harian Ali pun merangkak mencapai Rp5 juta per hari.
“Penghasilan kini meningkat Rp5 juta per hari, minimal Rp1 juta. Cuma kadang-kadang juga ada tidak dapat tangkapan sama sekali,” tuturnya.
Saat ini, menurutnya, tantangan melaut ialah adanya kapal dari daerah lain yang menangkap menggunakan jaring trol. Padahal nelayan di Morotai mengambil tuna dengan sistem tangkap tangan atau memancing.