Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menargetkan dapat menambah luas tanam tebu sampai 80.000 hektare pada 2024.
Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian Agus Wahyudi mengatakan bahwa kebutuhan gula kristal putih (GKP) pada 2024 naik 3 juta ton. Sementara itu, produksi gula nasional dalam beberapa tahun terakhir stagnan pada kisaran 2,2 juta ton.
Oleh sebab itu, Agus menegaskan, pihaknya akan menambah luas tanam tebu 80.000 hektare selama 5 tahun ke depan. Perluasan lahan difokuskan ke luar Jawa.
“Kebutuhan GKP diperkirakan 3 juta ton naik dari sekarang 2,7 juta ton. Jadi perlu ada kenaikan produksi gula sebanyak 775.000 ton. Luas tanam 420.000 hektare ditargetkan dalam 5 tahun lagi bertambah menjadi 500.000 hektare,” katanya.
Tidak hanya penambahan luas lahan, pemerintah juga perlu menaikkan produktivitas tanaman menjadi 6 ton per ha dari 5,3 ton per ha.
Dia menuturkan, upaya tersebut sangat sulit di tengah tren penurunan produksi gula dalam beberapa tahun terakhir.
“Kenaikan [produksi gula] sedikit, tetapi sangat sulit [menaikkan produksi gula] dengan kondisi sekarang. Tambahan areal di Jawa paling maksimal 20.000 ha karena penurunan areal sekarang hampir seluruhnya di Jawa,” imbuhnya.
Sementara itu, produksi gula nasional pada tahun ini ditargetkan mencapai 2,45 juta ton seiring dengan rencana beroperasinya sejumlah pabrik baru serta potensi penambahan luas tanam tebu di luar Jawa.
Dia optimistis target produksi tersebut akan meningkat pada tahun ini karena cuaca diperkirakan bagus dan rendemen juga membaik.
Agus menambahkan bahwa potensi tambahan areal tanam sekitar 5.000 hektare sehingga total luas tanam tebu bisa menjadi sekitar 430.000 hektare.
“Areal di Jawa memang tertekan jadi minat petani untuk tanam tebu tambahan masih kurang. [Perluasan] areal 2019 kemungkinan dari areal yang sudah ada pada 2018, ditambah pabrik baru,” katanya.