Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan ketersediaan komoditas pangan utama selama Ramadan dan peringatan hari raya Idulfitri 2019 mencukupi kebutuhan dengan harga yang relatif stabil.
"Hampir semua kebutuhan pokok kita dari segi ketersediaan tercukupi sampai akhir Juni, meski sejumlah komoditas seperti kedelai, bawang putih, dan daging sapi masih mengandalkan impor," ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (29/5/2019).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ketersediaan kedelai untuk periode Januari-Juni 2019 diperkirakan mencapai 2,857 juta ton dengan proyeksi kebutuhan sebesar 2,21 juta ton. Adapun besaran impor selama Januari-Maret 2019 berada di angka 1,598 juta ton.
Untuk ketersediaan daging sapi atau kerbau selama Januari-Juni, Kementerian Pertanian menyebutkan ketersediaan berada di kisaran 379.900 ton dengan perkiraaan kebutuhan sejumlah 347.800 ton.
Sementara itu, ketersediaan bawang putih sepanjang Januari-Juni 2019 diperkirakan mencapai 270.000 ton dengan perkiraan kebutuhan sebesar 240.000 ton. Tercatat sampai April lalu, 115.000 ton bawang putih impor telah masuk ke Indonesia dan diproyeksikan mencukupi kebutuhan sampai akhir Juni.
"Impor dari SPI [Surat persetujuan impor] sebelumnya itu sudah masuk ke pasar-pasar untuk memenuhi kebutuhan. Namun yang perlu dicermati SPI untuk 115.000 ton itu hanya bisa memenuhi kebutuhan sampai tiga bulan [sejak April]. Kita perlu mengantisipasi kelangkaan menjelang Juli," papar Agung.
Baca Juga
Guna mengantisipasi kelangkaan tersebut, Kementerian Pertanian pun telah memberi Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) kepada 11 perusahaan importir untuk merealisasikan impor total sampai pertengahan tahun sebesar 240.000 ton. Pemerintah pun memastikan pemberian izin ini tetap diikuti dengan pelaksanaan wajib tanam sebesar 5% dari total impor setiap perusahaan.
Selain itu, Kementerian Perdagangan pun siap menerbitkan izin impor baru untuk 11 importir dengan total 125.000 ton bawang putih demi mengamankan pasokan dan harga pangan. Sampai pertengahan Mei, SPI untuk para importir tersebut dalam proses penerbitan.
"Wajib tanam 5% ada yang berhasil ada yang tidak. Jika ada yang tidak merealisasikannya kami masukkan daftar hitam. Sejauh ini ada 38 perusahaan yang masuk daftar tersebut karena tidak menunaikan kewajiban," ujar Agung.