Catatan buruk hanya terjadi di periode akhir Lebaran yaitu tepatnya pada masa arus balik. Selama arus balik dengan waktu terbatas membuat kemacetan terjadi terutama di sebagian Tol Cikopo–Palimanan (Cipali) dan Jakarta–Cikampek (Japek).
Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), mengeluhkan arus balik lebih ramai dibandingkan dengan arus mudiknya. Hal tersebut karena waktu arus balik yang pendek, tidak tertibnya pengguna jalan tol, sehingga mengandalkan tempat peristirahatan (rest area) untuk isi bahan bakar minyak, top up e-toll, makan dan istirahat.
“Tidak tegasnya petugas kepada pengendara yang berhenti di bahu jalan ataupun di depan pintu masuk rest area yang ditutup. One way hanya memindahkan titik crowded bukan mengurai kemacetan secara keseluruhan,” katanya kepada Bisnis, Minggu (16/6/2019).
Dia bercerita, sewaktu arus balik pada 8–10 Juni 2019, bus sempat terganggu sehingga mengalami keterlambatan sampai ke timur. Akibatnya, ada yang mengundur hari pemberangkatan bus sesuai kesepakatan dengan penumpang dan ada yang mengalihkan menggunakan bus sewa atau pariwisata guna menormalkan jadwal pemberangkatan.
Hal itu terjadi mengingat jam tempuh bus dari barat ke timur terhambat karena terjadi kepadatan lalu lintas di beberapa daerah. Selain kepadatan di tol, lanjutnya, terjadi kepadatan lalu lintas di daerah nontol yang tidak dapat dihindari perusahaan otobus (PO).
“Yang sangat parah lagi lalu lintas te ngah Jawa, sempat stuck semalaman di Bumi Ayu. Stuck terjadi karena kepadatan lalu lintas harian ditambah ken daraan pribadi tidak sabar menyerobot jalur sehingga terjadi stuck,” paparnya.
Dia menyarankan agar pemerintah melakukan buka tutup pintu tol untuk kendaraan pribadi agar terjadi keseimbangan kendaraan dengan ketersediaan jalan.