Bisnis.com, BERASTAGI - International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) anggota dari Islamic Development Bank (IsDB) Group menyelenggarakan wisuda petani kopi di Sumatra Utara yang telah menyelesaikan pelatihan tentang peningkatan kualitas dan kuantitas kopi.
Program pelatihan ini bernama Coffee Farmers Field Training Program yang diselenggarakan oleh ITFC bekerja sama dengan LSM Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) dan PETRASA serta melibatkan 349 petani kopi di 11 desa di Kabupaten Karo dan Dairi Sumatra Utara.
CEO ITFC Eng Hani Salem Sonbol mengatakan pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh petani untuk mengatasi tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi kopi.
“Para petani yang berpartisipasi dilatih dengan praktek pertanian yang baik yang sangat penting dalam menghadapi tantangan yang disebabkan perubahan iklim,” katanya dalam acada Graduation Ceremony “Coffee Farmers Field Training Program” ITFC di Karo Sumatra Utara, Selasa (16/7/2019).
Program pelatihan ini sudah berjalan sejak bulan September 2018 dengan harapan bisa mengatasi tantangan dalam rantai pasokan kopi Indonesia yang memang rentan mengalami penurunan produksi karena perubahan iklim.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kopi nasional pada 2017 naik 12,56 persen menjadi 464.000 ton dari tahun sebelumnya. Total nilai ekspor tahunan dari industri kopi adalah US$1,2 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun.
Namun peningkatan permintaan pasar untuk kopi tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi dan akhirnya akan jadi masalah dalam pemenuhan kebutuhan pasar.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi kopi berkualitas tinggi sehingga dapat mendukung upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekspor serta meningkatkan kesejanteraan petani.
Sementara itu Direktur PETRASA, Lidya Naibaho mengatakan petani kopi di Sumatra Utara diberikan pelatihan “Coffee Farmers Field Training Program” secara menyeluruh tentang penanaman kopi hingga berdagang.
Harapannya, katanya, petani selain bisa meningkatkan kualitas dan produktifitas kopi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan. "Petani diharapkan tidak hanya jago menanam tetapi juga jago juga menikmati hasil," ujarnya
Direktur Eksekutif SCOPI, Veronica Herlina mengatakan konsumsi di Indonesia melebihi angka konsumsi di dunia, namun mengalami kelemahan dalam hal produktifitas kopi. Produksi secara total dunia bertumbuh 1,5 persen dan sementara di Indonesia mengalami penurunan produksi 6,7 persen sehingga perlu ada upaya menggenjot hasil.
Pihaknya berharap kerja sama program ini bisa dilanjutkan dalam jangka panjang untuk melihat hasil yang lebih besar. "Berharap tiga, lima sampai 10 tahun karena kita tidak bisa melihat hasil yang besar jika programnya jangka pendek."