Apa tantangan yang dihadapi berkaitan dengan pengoperasian bus listrik?
Saya melihatnya dari kebutuhan operator saja. Di kalangan operator dan produsen sebenarnya sudah dibentuk sebuah forum grup diskusi untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan bus listrik.
Namun, kami lihat belum ada suatu keputusan secara nyata berkaitan dengan kebijakan penggunaan transportasi umum berbasis listrik. Stakeholder terkait perlu mendalami lagi berbagai hal, misalnya, soal stasiun pengisian listrik bagaimana metodenya? Selama proses uji coba, kami masih menggunakan mobile, artinya mobil pengisi dayanya mengikuti terus pergerakan bus.
Kami berharap, pemerintah jangan sampai gagal kedua kalinya, karena yang pertama sudah terjadi ketika pemerintah mendorong angkutan ramah lingkungan berbasis bahan bakar gas. Saat itu, kami sudah membeli bus khusus untuk bahan bakar gas, tetapi stasiun pengisiannya ternyata belum benar-benar siap.
Saya lihat pemerintah kurang tanggap terhadap kebutuhan operator. Seharusnya, ketika bicara bus listrik itu langsung dilihat apa saja fasilitas dan kebutuhannya. Harus dihitung juga berapa kebutuhan listrik untuk pengisian daya bus-bus, dan lokasi stasiun pengisian dayanya juga harus mudah diakses.
Kalau baterainya sudah rusak atau tidak terpakai juga harus dipikirkan mau di buang ke mana? Ini juga harus dipikirkan, karena itu merupakan limbah B3.