Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemadaman Listrik, Pengusaha Baterai Kapasitas Besar Panen Permintaan

Permintaan terhadap baterai penyimpan energi kapasitas besar melonjak drastis di tengah peristiwa pemadaman listrik Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat.
Sejumlah penumpang MRT dievakuasi saat jaringan listrik padam di Jakarta, Minggu (4/8/2019). Gangguan listrik yang melanda Ibu Kota berdampak pada terhentinya operasi MRT Jakarta./Antara
Sejumlah penumpang MRT dievakuasi saat jaringan listrik padam di Jakarta, Minggu (4/8/2019). Gangguan listrik yang melanda Ibu Kota berdampak pada terhentinya operasi MRT Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Permintaan terhadap baterai penyimpan energi kapasitas besar melonjak drastis di tengah peristiwa pemadaman listrik Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat.

Founder dan CEO Baran Energy Victor Wirawan mengatakan, produk baterai yang mampu mengaliri listrik untuk rumah tangga maupun industri ini baru diperkenalkan di Jakarta dan Bandung.

Namun, lanjutnya, pemadaman listrik (blackout) yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) selama lebih dari 8 jam itu membuat permintaan terhadap baterai penyimpan energi kapasitas besar melonjak.

Dia pun berpendapat, blackout tersebut semestinya tidak perlu terjadi jika masyarakat mulai beralih menggunakan energi alterlatif, berupa energi baru dan terbarukan (EBT).

“Solusinya, kita harus mencari energi alternatif. Kebetulan saat ini, kami telah menyediakan baterai listrik yang bisa menampung energi yang dihasilkan dari sinar matahari. Selain bisa digunakan untuk pemakaian sehari-hari, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai back up, jika suatu saat terjadi mati lampu,” tutur Victor seperti dikutip dari Antara, Senin (5/8/2019).

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menjelaskan penyebab pemadaman listrik karena ada gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV. Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan.

Akibatnya, seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa mengalami gangguan (trip). Aliran listrik kemudian padam di wilayah Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penggunaan energi alternatif, berupa energi baru dan terbarukan (EBT), juga diharapkan bisa mengurangi polusi udara yang saat ini, kondisinya kian memprihatinkan.

Seperti diketahui, kualitas udara Jakarta cukup buruk, namun semakin membaik pada Senin pagi setelah listrik mati berlangsung.

Pada Minggu pagi, AirVisual masih mencatat Jakarta menduduki peringkat kedua kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

AirVisual memberi angka 106 untuk kualitas pada jam tersebut. Angka tersebut semakin mendekati kualitas udara moderat atau aman tanpa menggunakan masker.

Berkurangnya aktivitas benda penghasil polusi seperti kendaraan bermotor dan aktivitas pabrik diperkirakan menjadi penyumbang terbesar membaiknya kualitas tersebut.

“Oleh karena itu, sudah saatnya kita mulai beralih menggunakan energi yang ramah lingkungan. Kami anak-anak milenial bersama Baran Energy siap membantu pemerintah,” tutur Victor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper