Bisnis.com, JAKARTA PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit listrik tenaga air pump storage Cisokan dengan total kapasitas 1.000 megawatt mulai beroperasi pada 2025.
Adapun PLTA pump storage yang berada di Jawa Barat tersebut nantinya akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan (EBT) PLN Zulfikar Manggau menuturkan saat ini PLN masih berupaya mengadakan pendanaan untuk proyek PLTA pump storage yang digadang-gadang akan menyokong atau menjadi cadangan sumber daya pembangkit EBT yang bersifat intermiten atau tidak stabil.
Berdasarkan data PLN, hingga Mei 2019, bauran EBT untuk pembangkitan baru sebesar 13,42 persen. Dengan semakin bertambahnya pembangkit EBT, PLN perlu menyiapkan langkah untuk memastikan keandalan sistem, terutama saat beban puncak terjadi.
Pasalnya, sifat pembangkit EBT yang intermiten membuat produksi listrik tidak menentu sehingga perlu disediakan pembangkit yang mampu menjadi cadangan sumber daya jika sewaktu-waktu produksi listrik menurun.
Hingga saat ini, pengoperasian pembangkit EBT seperti surya dan angin yang bersifat intermiten masih ditopang oleh pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang biayanya lebih mahal. Apabila PLTA pump storage tersebut mampu beroperasi, beban keuangan PLN diyakini dapat ditekan.
Baca Juga
Proyek PLTA pump storage tersebut telah mendapatkan pendanaan dari World Bank. Hanya saja, karena ada masalah sosial pada proyek tersebut, World Bank mengurungkan niatnya melakukan pendanaan.
Dia mengungkapkan nilai investasi untuk PLTA tersebut mencapai kisaran US$400 juta. "Jadi, sistem harus disiapkan untuk menerima pembangkit intermiten," katanya, baru-baru ini.
Zulfikar menargetkan seiring dengan penyelesaian masalah pendanaan, konstruksi PLTA pump storage Cisokan dapat dilakukan pada tahun depan. Saat ini, PLN masih menyelesaikan desain detail proyek tersebut.