Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dorong pengembangan teknologi enzim melalui kerja sama riset dengan raksasa bioteknologi Tiongkok yaitu Qingdao Vland Biotech Group Co. Ltd.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan penerapan teknologi enzim menjadi inovasi yang diyakini mampu mewujudkan proses produksi green technology atau teknologi ramah lingkungan.
"Terutama untuk pengembangan teknologi enzim melalui penelitian bersama dan transfer teknologi," ujarnya melalui keterangan resmi kepada Bisnis pada Kamis (26/9/2019).
Adapun hal ini dilakukan melalui penandatangan nota kesepahaman oleh Kepala BPPT Hammam Riza dan Vice President Qingdao Vland Biotech group Co. Ltd Huaming Wang di Qingdao, Tiongkok, Rabu (25/9/2019) waktu setempat.
Hammam menjelaskan bahwa industri bioteknologi besar seperti Vland Biotech memiliki peran kuat dalam bidang satu ini.
"Vland Biotech juga menjadi salah satu produsen enzim terbesar di Tiongkok, sehingga BPPT telah memilih mitra yang tepat untuk pengembangan teknologi enzim," ujarnya.
Di Indonesia, banyak enzim yang digunakan dan diterapkan dalam dunia industri, seperti industri pulp dan kertas, kulit, tekstil, kimia, makanan dan pakan.
Permintaan enzim industri pun tumbuh sekitar 5 - 6% per tahunnya dan cenderung meningkat setiap tahun, mengikuti aplikasi enzim yang semakin beragam dan lebih luas dalam dunia industri. Semua enzim industri sebagian besar masih diimpor dari Eropa, Cina dan India.
Enzim pakan menjadi konsumsi terbesar di Indonesia, konsumsinya sekitar 3880 ton per tahun dan menyumbang sekitar Rp 270 miliar.
Sementara itu, Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT, Soni S. Wirawan, mengatakan BPPT telah mengajak industri asal Cikarang, untuk bekerjasama dengan Vland Biotech.
"Saat ini juga kami ajak industri dalam negeri, yakni PT. Pachira Distrinusa dan Vland Biotech dalam rangka membangun industri enzim. Dengan enzim pakan merupakan produk enzim pertama yang melibatkan BPPT untuk transfer teknologi untuk produksi komersial," jelas Soni.
Untuk uji pasar, BPPT dan Pachira sedang melakukan pengujian demi memperoleh gambaran bisnis dalam mendukung pembentukan industri enzim.
Selain melakukan uji pasar dengan Pachira itu, katanya, staf BPPT pun mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan industri di pabrik enzim milik Vland Biotech pada tahun lalu.
"Saya berharap kerjasama antara BPPT, Pachira Distrinusa dan Vland Biotech dapat mempercepat kehadiran industri enzim pertama di Indonesia, untuk mendukung pencapaian kemandirian enzim nasional," katanya.
Perlu diketahui, kerjasama antara BPPT dan Qingdao Vland Biotech group Co. Ltd telah dimulai sejak Maret 2016 lalu.
Saat itu MoU pertama ditandatangani oleh mantan Kepala BPPT Unggul Priyanto di kota yang sama di negeri tirai bambu itu.
Penguatan kerjasama melalui penandatangan MoU terbaru ini diharapkan mampu meningkatkan dorongan dalam melahirkan inovasi yang dapat menghela pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Adapun BPPT memiliki tugas mendasar untuk melakukan penilaian dan penerapan teknologi yang diwujudkan melalui inovasi dan layanan teknologi.
Dalam melakukan tugas-tugas ini, BPPT memiliki tujuh peran yakni teknik, intermediasi, kliring teknologi, audit teknologi, transfer teknologi, difusi, dan komersialisasi.
"Untuk mencapai tujuan ini, BPPT harus semakin dekat dengan industri dan melakukan kerja sama timbal balik untuk menghasilkan inovasi," kata Hammam.
BPPT Dorong Perkembangan Industri Bioteknologi Tanah Air
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dorong pengembangan teknologi enzim melalui kerja sama riset dengan raksasa bioteknologi Tiongkok yaitu Qingdao Vland Biotech Group Co. Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Agne Yasa
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
34 menit yang lalu
Sritex Ajukan PK Usai Kasasi Pailit Ditolak Mahkamah Agung
1 jam yang lalu