Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki) memperkirakan pertumbuhan sektor keramik pada 2020 berada di kisaran 5% - 6% dengan didukung kinerja segmen menengah dan kecil.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan pihaknya memperkirakan pada 2020 kinerja sektor keramik masih akan sama dengan tahun ini. Segmen menengah dan kecil, katanya, juga masih menopang pertumbuhan industri.
Edy mengakui pertumbuhan industri keramik masih bisa lebih tinggi karena sejumlah faktor. Salah satunya, adalah sektor properti yang diharapkan bisa kembali bergairah pada tahun depan.
Penjualan keramik segmen menengah ke bawah, katanya, masih didukung oleh permintaan rumah bersubsidi, rusunawa, dan perumahan di bawah Rp500 juta.
"Asaki juga menyambut baik semangat Presiden yang meminta percepatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur pada awal 2020," ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/11/2019).
Asaki berharap pemerintah segera menetapkan tindakan pengamanan atau safeguard atas impor produk keramik dari India dan Vietnam.
Edy menjelaskan data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada periode Januari - September 2019 impor produk keramik hanya menurun 24%. Hal itu tidak sesuai ekspektasi Asaki setelah pemerintah menerapkan safeguard untuk impor keramik China pada Oktober 2018.
"Pada tahun ini produk keramik segmen menengah ke atas masih menghadapi tekanan produk impor dari China, India dan Vietnam."
Edy mengatakan asosiasi juga berharap pemerintah segera mengimplementasikan Peraturan Presiden No. 40/2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Realisasi aturan itu dinilai bakal mendorong daya saing produk keramik nasional, terutama untuk pasar ekspor di Australia yang didominasi produk asal China dan Malaysia.