Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia menegaskan pentingnya kolaborasi pelaku usaha logistik, industri, perguruan tinggi dan pemerintah untuk meningkatkan kinerja logistik nasional.
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi menyatakan kolobarsi itu bisa mendorong investasi dan menambah daya saing ekspor komoditas unggulan di pasar global.
Dengan bersinerginya antara pelaku usaha logistik dengan industri, menurutnya, dapat memungkinkan untuk membangun eksosistem logistik yang komprehansif dan efisien.
“Bila ekosistem logistik yang efisien terwujud, maka hal ini akan dapat mendorong investasi serta meningkatkan ekspor, sehingga defisit neraca perdagangan yang beberapa tahun terakhir dialami Indonesia dapat diatasi. Bahkan, neraca perdagangan internasional Indonesia akan lebih sehat atau positif,” katanya dalam keterangan, Senin (25/11/2019).
Saat ini, dia menuturkan perekonomian global melemah dan penuh ketidakpastian, akibat perang dagang China-Amerika Serikat. Kondisi itu berdampak kepada perdagangan internasional Indonesia karena dua negara tersebut merupakan tujuan utama ekspor Indonesia.
Perang dagang China-AS tersebut berdampak kepada menurunnya kinerja beberapa industri nasional seperti industri otomotif, industri elektronik (komputer), industri pertanian, industri tekstil dan produk tekstil.
Selanjutnya, kinerja perdagangan internasional (ekspor dan impor) Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit—CAD) hingga kuartal II tahun 2019 mencapai US$ 8,4 miliar.
“Maka dari itu Indonesia perlu meningkatkan ekspor secara signifikan karena dalam 5 tahun terakhir hanya tumbuh rata-rata sekitar 7 persen."
Untuk meningkatkan ekspor, paparnya, memang tidak mudah karena banyak permasalahan yang harus diperbaiki, terutama kebijakan instansi pemerintah terkait, kualitas, kualitas produk dan perlunya memperbaiki saya saing setiap komoditas ekspor.
Menurutnya, salah satu faktor yang bisa menaikkan daya saing produk ekspor Indonesia adalah memperbaiki ekosistem logistik komoditas ekspor secara menyeluruh, dengan membangun ekosistem manajemen rantai pasok.
Untuk mewujudkan ekosistem logistik yang efisien, tegasnya, diperlukan kolaborasi seluruh kepentingan seperti pemerintah, BUMN, BUMS dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Selain itu, lanjut Yukki, untuk menjalankan ekosistem logistik yang efisien disamping diperlukan sistem informasi dan komunikasi elektronik yang terintegrasi diperlukan SDM yang kompeten. “Di sinilah pentingnya lembaga pendidikan kejuruan dan perguruan tinggi dalam menyiapkan SDM,” tegasnya.