Bisnis.com, JAKARTA — PT Agung Podomoro Land Tbk. optimistis dapat menyerap pasar hunian di kawasan Bandung Selatan sebanyak mungkin karena belum banyak pesaing.
Investor Relations PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) Wibisono mengatakan bahwa pengembang perumahan di Bandung Selatan belum terlalu banyak sehingga memberi kesempatan lebih besar bagi Podomoro Park untuk menyerap pasar lebih cepat. Apalagi, katanya, APLN mencatat tingginya animo pasar terhadap proyek Podomoro Park.
“Tiga klaster di dalam kawasan Podomoro Park Bandung yang telah dipasarkan mendapatkan respons sangat baik. Sekitar 90 persen dari total unit dalam tiga klaster itu sudah terserap pasar,” kata Wibisono melalui siaran pers, Selasa (26/11/2019).
Menurutnya, Podomoro Park dikembangkan di lahan seluas 130 hektare dengan mengusung konsep harmoni bersama alam (harmony with nature) dengan 3 kawasan hunian utama serta 1 kawasan bisnis. Selain itu, sekitar 50 persen lahan Podomoro Park akan digunakan untuk kawasan terbuka hijau dan danau.
Tak hanya itu, ujar Wibisono, adanya permintaan pasar untuk hunian satu lantai, terutama untuk kebutuhan milenial, mendorong APLN meluncurkan produk hunian terbaru, yaitu klaster Padmagriya, di dalam kawasan hunian resor tersebut.
“Milenial itu kan identik dengan gaya hidup simpel dan praktis sehingga ada kriteria tersendiri dalam memilih hunian. Interiornya simpel dan dominan dengan bentuk-bentuk geometris. Ini kan ciri selera hunian kalangan ini,” ujar Wibisono.
Baca Juga
Klaster Padmagriya dibangun dengan gaya arsitektur modern minimalis. Saat ini klaster tersebut dikembangkan dalam dua tipe, yaitu Asoka (6 x 11 meter) dan Ayana (7 x 12 meter). Hunian ini dilengkapi halaman depan rumah dan belakang, serta area joging dan rute bersepeda di tepi danau.
Selain Padmagriya, saat ini Podomoro Park tengah mengembangkan klaster Amagriya Eka dan Amagriya Dwi, serta klaster premium Anapuri.
Lebih lanjut, Wibisono menjelaskan bahwa melalui Podomoro Park, diharapkan wilayah Bandung Selatan dapat tumbuh dan berkembang seperti wilayah lainnya. Lapangan kerja dan peluang ekonomi baru dapat terus bertambah sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan ikut meningkat.
“Properti merupakan salah satu katalis utama pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan negara. Sejak mulai dibangun hingga beroperasi, proyek properti selalu menciptakan multiplier effect yang besar bagi perekonomian masyarakat sekitarnya,” katanya.
Apalagi, khususnya di Kota Bandung, tengah dibangun proyek infrastruktur yang akan mempermudah dan mempercepat perjalanan dari dan menuju Ibu Kota Jabar itu di antaranya proyek jalan tol layang Jakarta—Cikampek II yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2019 ini. Selain itu, ada pula proyek kereta cepat Jakarta—Bandung yang juga sedang dikebut pembangunannya.
Di sisi lain, Pemprov Jawa Barat juga telah mencanangkan pembangunan lintas rel terpadu (light rail transit/LRT) yang akan mencakup seluruh pelosok Bandung Raya.