Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian memastikan pemerintah tidak akan mengalihkan subsidi berbasis input untuk bantuan pupuk bagi petani menjadi subsidi output.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy menyatakan bahwa wacana tersebut masih dalam pengkajian dan bentuk bantuan yang diterapkan saat ini dinilai masih berjalan baik.
"Ini masih dalam kajian. Sejauh ini yang diterapkan baik. Pelaksanaan masih baik. Nanti kami akan kaji bagaimana positif dan negatifnya," kata Sarwo saat ditemui di kompleks parlemen, Kamis (12/12).
Sarwo menyebutkan beragam bantuan telah disiapkan pemerintah demi mendukung sektor pertanian. Di antaranya Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian senilai Rp50 triliun dan subsidi senilai Rp26,62 triliun yang digunakan untuk pengadaan pupuk dengan volume 7,94 juta ton.
"Banyak pula fasilitas bantuan seperti rehabilitasi jaringan irigasi, embung, alsintan, jalan usaha tani, termasuk asuransi padi dan ternak yang 80% iurannya dibantu pemerintah," tutur Sarwo.
Wacana mengenai pengalihan subsidi input menjadi output sempat disinggung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyusul tak efektifnya bantuan pupuk terhadap peningkatan produksi.
Usulan untuk penerapan subsidi output pun pernah disampaikan sejumlah pengamat pertanian. Pemerintah disarankan dapat mengalihkan alokasi subsidi sektor pertanian dari yang mulanya berbasis input menjadi subsidi output demi menekan risiko anjloknya harga produk pertanian pada masa panen yang bisa merugikan petani.
Usulan ini mengemuka di tengah kekhawatiran bahwa bantuan input berupa distribusi pupuk tidak sepenuhnya dinikmati oleh petani.