Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) mengklaim bakal tetap agresif dalam melaksanakan investasi dan pengembangan bandara pada 2020.
Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura (AP) I Handy Heryudhitiawan menyatakan memiliki beberapa proyek bandara yang harus dibiayai, antara lain Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Juanda Surabaya, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
"Intinya [investasi] kami tetap agresif. Namun, angkanya masih belum bisa disebutkan untuk saat ini," kata Handy kepada Bisnis.com, Minggu (15/12/2019).
Dia menambahkan nilai investasi masih harus dibahas bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rapat umum pemegang saham terkait dengan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) akan berlangsung pada Januari 2020.
Kendati demikian, Handy membeberkan alasan utama investasi AP II harus tetap agresif dalam beberapa tahun ke depan. Akan tetapi, total nilai investasi bakal ada sedikit penurunan.
Berdasarkan rencana jangka panjang perusahaan (RJPP), pengelola bandara wilayah barat Indonesia ini harus memiliki aset senilai Rp90 triliun pada 2023. Adapun, total nilai aset AP I saat ini hanya Rp32 triliun.
Baca Juga
Handy menyebut proyek Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta Internasional Airport/YIA) yang sudah hampir selesai menjadi faktor utama penurunan nilai investasi.
Terlebih, pembangunan bandara yang menjadi solusi terhadap keterbatasan kapasitas penumpang di Bandara Adisutjipto tersebut memiliki porsi investasi besar pada alokasi 2019.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis.com, alokasi investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan beberapa bandara mencapai total Rp32,2 triliun. Perinciannya, Bandara Syamsudin Noor Rp2,3 triliun, Bandara Sultan Hasanuddin Rp3,5 triliun, Bandara I Gusti Ngurah Rai Rp15 triliun, dan YIA Rp11,4 triliun.
Nilai investasi AP I pada 2019 mencapai Rp17,5 triliun. Angka tersebut meningkat hingga 45,8% dibandingkan dengan nilai investasi pada 2018 yang hanya Rp12 triliun.