Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan membuka peluang kepada Thailand untuk berinvestasi di bidang industri perikanan pengolahan tuna loin di Surabaya.
Tuna loin adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku tuna segar yang mengalami perlakuan penerimaan bahan baku, penimbangan, penyiangan, pencucian pertama, penyimpanan sementara/pendinginan, pencucian kedua, pemotongan kepala, pembuatan loin, pembuangan daging hitam, pembuangan kulit, perapihan, penyuntikan karbon monokisda, pendinginan, perapihan ulang, pengemasan, pembekuan, penyimpanan dalam gudang pendingin.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan bahwa investasi yang dibuka hanyalah di sektor hilir, sedangkan di sektor perikanan tangkap tetap tertutup untuk asing.
Menurutnya, Indonesia akan tetap mengambil sikap tegas terhadap illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing. Hal ini semata-mata dilakukan untuk menjaga sumber daya kelautan dan perikanan.
"Bukan berarti kami menutup diri untuk menerima investasi di sektor pengolahan atau budi daya. Kami sangat terbuka jika Thailand ingin berinvestasi di Indonesia,” kata Edhy beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki prioritas utama untuk membawa ikan-ikan segar dari wilayah Indonesia bagian timur ke industri pengolahan. Tujuannya adalah untuk memberi nilai tambah bagi produk perikanan sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, kerja sama melalui investasi di sektor ini dinilai penting.
Baca Juga
Penasihan Mentero Pertanian dan Koperasi Thailand Alongkorn Ponlaboot meyakini bahwa kerja sama Indonesia dan Thailand di bidang kelautan dan perikanan dapat memberikan dampak yang besar di Asean.
"Kami berharap dapat mempercepat implementasi kerja sama kedua negara dan kerja sama yang telah terjalin dapat terus ditingkatkan dan dipererat di masa mendatang," katanya.