Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Maung, Banjarnegara, Jawa Tengah, akan segera terealisasi usai dilakukan pendandatangan nota kesepahaman antara PT Nindya Karya (Persero), PT Indonesia Power, dan Korea Shouthern Power (KOSPO) di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pekerjaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Maung dimulai pada tahun ini.
"Saya minta kepada Nindya Karya, Indonesia Power, dan KOSPO agar tahun ini sudah mulai bergerak [mulai membangun]," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Pembanguman PLTA Maung dengan nilai investasi mencapai US$650 juta, lanjutnya, ditargetkan rampung dalam 4 tahun di mana pembangunan bendungan oleh PT Nindya Karya akan memakan waktu kurang lebih 2 tahun dan dilanjutkan dengan pembangunan PLTA oleh PT Indonesia Power.
Bahlil pun berharap proyek yang merupakan tindak lanjut kunjungan kerja BKPM ke Korea Selatan sekitar bulan lalu ini berjalan lancar sesuai rencana.
"Semoga setelah MoU [memorandum of understanding] ini investasinya segera berjalan dan tidak mangkrak lagi. Jika menemui kendala dalam realisasi, segera lapor ke kami supaya bisa cepat direalisasikan," ujarnya.
Pasalnya, rencana pembangunan PLTA Maung sudah tercuat sejak 1980-an usai dilakukan Feasibility Study (FS) oleh PLN. Namun pembangunannya terhenti karena belum adanya kejelasan pendanaan. Hingga akhirnya pada 2012, PLN menugaskan PT Indonesia Power untuk melaksanakan pengembangan PLTA tersebut.
Jika proyek ini rampung, PLTA Maung akan menghasilkan listrik sebesar 230 Megawatt dan mampu memenuhi kebutuhan bauran listrik energi baru dan terbarukan sebesar 23% atau sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2018-2027.
Selain itu, PLTA ini juga akan mengurangi sedimentasi di Waduk Mrica di mana di sana telah terbangun PLTA Panglima Besar Soedirman dengan kapasitas terpasang mencpai 180 Megawatt.