Bisnis.com, JAKARTA - Pelaksanaan umrah di saat Ramadan kemungkinan besar akan ditangguhkan. Oleh karena itu, biro perjalanan umrah dianjurkan segera mengatur jadwal ulang keberangkatan pada bulan Puasa.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Nizar Ali dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VIII DPR secara virtual, Rabu (15/4).
Dirinya mendapat informasi bahwa hotel-hotel bintang 5 di sekitar Kota Mekkah digunakan untuk karantina warga Arab Saudi yang baru datang dari luar negeri guna mencegah penyebaran Covid-19. Update informasi ini dia dapat baru saja pukul 14.00 hari ini.
“Kementerian Haji Saudi memprediksi umrah Ramadan ditutup 90%. Ini info untuk Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah [PPIU], jadi kalau nanti ada yang booking umrah untuk Ramadan sebaiknya dijadwal ulang saja,” katanya.
Hal ini berdasarkan pengumuman Kementerian Urusan Agama Islam Arab Saudi terkait dengan edaran shalat tarawih dilakukan di rumah masing-masing.
Perlu diketahui, dengan adanya lockdown di Arab Saudi, dua masjid suci menerapkan protokol berupa penutupan dari jam 15.00-06.00 bagi Masjidil Haram dan penutupan selama 24 jam di Masjid Nabawi.
Baca Juga
Pemerintah Arab Saudi juga tidak mengeluarkan izin visa bagi jemaah umrah sampai waktu yang belum ditentukan akibat adanya wabah Covid-19.
Pada saat Ramadan, jemaah umrah biasanya akan lebih padat, terutama pada 10 hari terakhir Ramadhan. Hal tersebut lantaran banyak umat Islam yang mengejar keutamaan umrah Ramadan yang diyakini senilai dengan ibadah haji.
Hingga saat ini belum ada pengumuman resmi terkait dengan pembukaan kembali ibadah umrah di Saudi. Bahkan, banyak pihak juga masih menantikan keputusan akhir kerajaan terkait dengan jadi atau tidaknya ibadah haji pada tahun ini.