Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pada kuartal I/2020.
Konsumsi pemerintah hanya tumbuh 3,74 persen pada triwulan I/2020. Realisasi ini melambat jika dibandingkan dengan triwulan I/2019 yang sebesar 5,22 persen.
"Perlambatan ini terjadi karena efisiensi dan realokasi anggaran untuk keperluan penanganan Covid-19," katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/5/2020).
Dia menuturkan pemerintah sudah menetapkan untuk mengalokasikan anggaran belanja modal menjadi belanja sosial (bansos) sejak awal 2020.
Jika mengacu pada dasar harga berlaku, total belanja pemerintah pada kuartal I/2020 berkisar Rp254,9 triliun atau turun drastis dibandingkan kuartal IV/2019 yang senilai Rp458,4 trilun (q-t-q).
Namun, belanja pemerintah naik tipis dibandingkan dengan triwulan I/2019 yang senilai Rp241,1 trilun (yoy).
"Pertumbuhan belanja pegawai ini alamiah karena adanya kenaikan pangkat dan golongan. Namun, pemerintah sudah memutuskan untuk mengefisiensi belanja barang pada triwulan I/2020," jelasnya.
BPS mencatat perekonomian Indonesia tumbuh melambat 2,97 persen pada triwulan I/2020. Jika mengacu pada sumber pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 2,84 persen, konsumsi pemerintah 3,47 persen, pembentuan modal tetap bruto atau investasi tumbuh 1,70 persen, dan ekspor barang-jasa 0,24 persen.
Sementara itu, pengeluaran yang mengalami kontraksi antara lain, pengeluaran konsumsi LNPRT 4,91 persen dan impor 2,91 persen.