Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun fasilitas ruang observasi dan isolasi pada rumah sakit untuk COVID-19 di Kabupaten Lamongan.
Hal ini sebagai upaya mendukung penanganan COVID-19 di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang merupakan salah satu daerah dengan angka penularan COVID-19 tertinggi,
Kementerian PUPR mengungkapkan hal ini juga berdasarkan permintaan Bupati Lamongan yang disetujui oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Saat ini Kabupaten Lamongan belum memiliki rumah sakit standar untuk penanganan COVID-19. Para pasien positif ditangani di rumah sakit yang telah ditunjuk yakni Rumah Sakit Dr. Soegiri Lamongan dan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Kemudian, beberapa fasilitas yang dialihfungsikan untuk menangani COVID-19 yaitu Puskesmas Karangkembang, Puskesmas Deket dan Rusunawa.
Lahan untuk pembangunan Rumah Sakit COVID-19 disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan seluas 6.070 meter persegi yang berlokasi di Jalan Kusuma Bangsa, Beringin, Tumenggungan, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Lokasi ini berjarak 132 meter dari Rumah Sakit Dr. Soegiri Lamongan.
"Konstruksi dimulai pada 1 Mei 2020 dan ditargetkan selesai pada awal Juni 2020. Saat ini progres pembangunan mencapai 7,7 persen," jelas Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPR melalui rilis, Kamis (7/5/2020).
Rumah sakit ini memiliki daya tampung untuk 82 pasien dengan ruang perawatan yang terpisah bagi setiap pasien yakni 75 tempat tidur observasi dan 7 tempat tidur isolasi.
Pembangunan gedung rumah sakit bersifat permanen sehingga setelah Pandemi COVID-19 reda, keberadaan rumah sakit ini dapat dimanfaatkan untuk rumah sakit infeksi dan yang lain.
Jenis rumah sakit yang akan dibangun adalah Rumah Sakit Tipe C dengan ketentuan standar mengacu pada peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Selain rencana melengkapi fasilitas ruang isolasi Rumah Sakit COVID-19 di Kabupaten Lamongan, saat ini Kementerian PUPR juga tengah melanjutkan penyelesaian pembangunan RS Akademi Universitas Gajah Mada (UGM).
RS ini digunakan sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Yogyakarta. Saat ini secara keseluruhan progres pembangunan telah mencapai 45,11 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penyelesaian RS Akademi UGM tersebut merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian PUPR sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan COVID-19.
Biaya penyelesaian Rumah Sakit Akademi UGM sebagai RS Rujukan Penanganan COVID-19 diperkiraan sebesar Rp 60 miliar.
Penyelesaian RS Akademi UGM dan penambahan fasilitas di RS COVID-19 Lamongan dilaksanakan sesuai Protokol Kesehatan COVID-19, antara lain dengan menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan.