Bisnis.com, JAKARTA – PT Mountrash Avatar Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, mengajak kalangan pengembang untuk membangun perumahan yang dilengkapi fasilitas pengolahan sampah dengan metode biodigester di setiap rumah.
"Sampah organik tidak boleh keluar dari rumah. Developer seharusnya membangun biodegester di setiap rumah. Sampah bisa diolah untuk menghasilkan listrik, bisa untuk memasak, hingga mengisi baterai mobil listrik,” kata CEO Mountrash Gideon W. Ketaren dalam keterangannya pada Jumat (30/10/2020).
Fasilitas pengolahan sampah itu untuk mengolah sampah yang dihasilkan dari perumahan atau pemukiman warga sehingga lebih bermanfaat. Ke depan, semua pengembang properti harus melengkapi fasilitas green building tersebut dalam setiap perumahan untuk mengolah sampah.
Pendiri startup pengelolaan sampah itu menilai sampah di perumahan tak boleh dibawa keluar dan harus diolah agar digunakan kembali di kawasan tersebut. Hal ini sekaligus mengajak partisipasi warga dalam mengatasi sampah dan sekaligus mendayagunakan dengan pengolahan di perumahan.
Menurut Gideon, pengolahan sampah di setiap rumah bisa dimulai dengan membangun biodigester yaitu pengolahan sampah dengan metode mengubah limbah organik menjadi biogas.
Untuk itu, setiap pengembang yang membangun perumahan baru perlu diwajibkan menyertakan biodigester atau fasilitas lainnya sehingga semua sampah organik dari rumah bisa diolah dan dimanfaatkan lagi di setiap rumah warga tersebut.
Gideon menjelaskan pembangunan fasilitas pengolah sampah biodigester sejalan dengan konsep green building sekaligus menciptakan ekonomi sirkular. Selain listrik, sampah organik juga bisa diolah menjadi pupuk organik dan pakan ternak sehingga bisa dimanfaatkan lagi.
“Inilah ekonomi sirkular yang menumbuhkan aktivitas ekonomi baru. Pemerintah seperti DKI Jakarta dan wilayah lainnya, perlu menerapkan aturan agar sampah perumahan bisa dioptimalkan lagi. Salah satunya dengan biodigester," ujarnya.
Gagasan biodigester dan fasilitas pengolahan sampah ini disampaikan Gideon dalam diskusi bersama dengan peserta pelatihan bank sampah digital bagi perwakilan komunitas masyarakat se-DKI Jakarta, termasuk para generasi muda. Pelatihan tersebut digelar selama 2 hari pada 27–28 Oktober 2020, dengan dihadiri perwakilan dari Biro Ekonomi Pemprov DKI Jakarta.