Bisnis.com, JAKARTA — Industri kemasan dinilai tetap tumbuh kendati di tengah perekonomian kuartal I/2021 yang masih resesi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri karet, barang karet, dan plastik merupakan sektor yang masih mencatat pertumbuhan di kelompok industri pengolahan non-migas sebesar 3,84 persen.
Angka tersebut bahkan di atas sektor makanan dan minuman yang hanya tumbuh 2,45 persen sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Direktur Executive Indonesia Packaging Federation (IPF) Henky Wibawa mengamini industri kemasan yang terkait dengan pertumbuhan industri FMCG atau barang-barang yang dikonsumsi sehari-hari terpantau tetap tumbuh. Hal itu tentu saja didukung dengan populasi Indonesia dan potensi kebutuhan yang masih tinggi.
Meski tidak merinci, Henky memastikan kinerja kemasan yang baik awal tahun ini akan mendorong target pertumbuhan industri yang diharapkan tumbuh 4-5 persen tahun ini.
"Walaupun telah diumumkan kemarin pertumbuhan ekonomi masih minus 0,7 persen tetapi pasar barang konsumen tetap tumbuh di sektor-sektor tertentu," katanya kepada Bisnis, Kamis (6/5/2021).
Henky menambahkan kegiatan investasi di industri ini pun tetap menjanjikan dengan peralihan ke arah digital, pemasaran online, dan industri daur ulang karena kebutuhan bahan baku dari plastik daur ulang juga akan meningkat.
Adapun industri kemasan tahun lalu berhasil menembus level produksi dengan nilai Rp104,4 triliun. Menurut Henky pada tahun lalu luas pasar kemasan sebenarnya statis, atau tidak ada yang naik dan turun secara drastis akibat situasi ekonomi pada pandemi Covid-19.
Artinya, perolehan pertumbuhan tahun lalu masih berasal dari dampak pertumbuhan periode 2019 yang mengalami kenaikan sekitar 5-6 persen dibandingkan dengan 2018.