Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Periode Belanja Online, J&T Express: Transaksi Bisa Naik 40 Persen

J&T Express memprediksi ada kenaikan transaksi hingga 40 persen jelang Lebaran, terlebih bertepatan dengan periode belanja online sejak 5 Mei 2021.
Karyawan pengiriman barang J&T memindahkan barang kiriman di Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengatakan belum terkena imbas perang dagang yang digencarkan Presiden Donald Trump terhadap China./Bisnis-Paulus  Tandi Bone
Karyawan pengiriman barang J&T memindahkan barang kiriman di Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengatakan belum terkena imbas perang dagang yang digencarkan Presiden Donald Trump terhadap China./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Global Jet Express (J&T Express) memprediksi ada pertumbuhan transaksi hingga 40 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Public Relations PT Global Jet Express (J&T Express) Elena mengaku peningkatan pengiriman selalu terjadi saat peak season setiap tahun, tak terkecuali tahun ini. Terlebih, saat ini terdapat periode belanja online yang berlangsung sejak hari Bangga Buatan Indonesia (BBI) 5 Mei 2021.

"Untuk peningkatan memang selalu terjadi saat peak season Ramadan tak terkecuali di tahun ini," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (6/5/2021).

Meski begitu, sejauh ini dia belum bisa memprediksi berapa nominal transaksi yang dihasilkan selama periode Ramadan, terutama sepekan menjelang Lebaran Idulfitri kali ini.

"Untuk angka pasti belum dapat kami informasikan karena masa Ramadan masih berlangsung, namun kami prediksikan akan mencapai kisaran 40 persen dibanding tahun lalu," jelasnya.

Lebih lanjut Elena bercerita, peningkatan permintaan juga memberikan tantangan tersendiri bagi jasa pengiriman. Tantangannya adalah bagaimana mereka dapat mengakomodir permintaan pengiriman yang meningkat tersebut.

Keadaan tersebut ujar dia, juga dipersulit dengan situasi pandemi saat ini. Proses pengiriman barang tidak akan mudah mengingat adanya potensi atau resiko yang memicu interaksi antara si pengirim (kurir) dengan penerima barang.

"Namun kami telah melakukan antisipasi dengan berbagai persiapan seperti penambahan armada, SDM, peralatan hingga memaksimalkan penggunaan mesin sortir otomatis yang dapat menyortir hingga 1,5 juta paket," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper