Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebun Tebu di Indonesia Terbatas, RNI Bakal Optimalisasi Aset lahan

Sejumlah pembenahan industri gula harus menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah pembangunan perkebunan tebu.
Batang tebu memenuhi Pabrik Gula (PG) Mojo di Sragen, Jawa Tengah, milik PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), Selasa (18/7). Pascarevitalisasi yang dimulai pada April lalu, PG Mojo menargetkan kapasitas giling hingga 4.000 ton cane per day (TCD) dari sebelumnya hanya 2.750 TCD./JIBI-Pamuji Tri Nastiti
Batang tebu memenuhi Pabrik Gula (PG) Mojo di Sragen, Jawa Tengah, milik PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), Selasa (18/7). Pascarevitalisasi yang dimulai pada April lalu, PG Mojo menargetkan kapasitas giling hingga 4.000 ton cane per day (TCD) dari sebelumnya hanya 2.750 TCD./JIBI-Pamuji Tri Nastiti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus berupaya berkontribusi dalam pembenahan industri gula nasional. Salah satunya adalah upaya optimalisasi aset lahan - lahan kebun tebu.

Melihat potensi optimalisasi aset untuk perluasan lahan, Direktur Manajemen Aset RNI Endang Suraningsih bersama Kemenko Perekonomian dan jajaran Komisaris dan Direksi PT Madu Baru meninjau Pabrik Gula (PG) Madukismo RNI Group yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengembangan Tanaman Perkebunan Kemenko Perekonomian Darto Wahab mengatakan perkiraan produksi gula nasional dari dalam negeri berbasis tebu mencapai 2,1 juta ton tahun ini. Untuk itu, ia mengemukakan diperlukan upaya pembenahan sektor gula secara berkelanjutan melibatkan para petani tebu.

Darto menyebutkan sejumlah pembenahan industri gula harus menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah pembangunan perkebunan tebu.

“Saat ini perkebunan di Indonesia terbatas sehingga diperlukan perluasan lahan kebun tebu,” jelasnya, dikutip dari keterangan resminya, Senin (14/6/2021).

Perluasan lahan itu, lanjut Darto, perlu diimbangi dengan bibit, pupuk, air dan infrastruktur yang memadai.

Berdasarkan data pemerintah, produksi gula cenderung menurun dengan rata - rata 0,79 persen per tahun selama  2016 - 2020 yang sejalan dengan pertumbuhan areal.

Direktur Manajemen Aset RNI Endang Suraningsih menambahkan PG Madukismo yang 65 persen sahamnya dimiliki Sri Sultan Hamengku Buwono dan 35 persen sahamnya dimiliki oleh RNI ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi gula.

“Saat ini sedang diupayakan optimalisasi aset lahan kolaborasi dengan petani tebu lokal maupun sinergi BUMN sektor terkait, melalui pola - pola kerjasama yang saling mendukung antara pemerintah, industri gula, petani maupun penggarap kawasan hutan,” jelas Endang.

RNI saat ini juga sedang mengupayakan perluasan lahan perkebunan tebu bekerjasama dengan BUMN lainnya sektor terkait di beberapa wilayah kerjanya seluas 20,000 ha.

Sebelumnya secara terpisah Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi bersama Dirut PTPN III dan Dirut Perhutani menargetkan menanam tambahan tebu di 80.000 ha secara nasional sampai dengan akhir 2024.

RNI yang saat ini memiliki 5 pabrik gula di Pulau Jawa juga mempersiapkan peningkatan produksi tebu, baik melalui on farm maupun off farm secara simultan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper