Bisnis.com, JAKARTA – PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mengevaluasi kontrak kerja sama dengan vendor dari 8 karyawan outsourcing yang terlibat dalam aksi pungutan liar (pungli)
Direktur Utama PT JICT Ade Hartono menegaskan para pelaku pungli merupakan karyawan outsourcing. Ade juga mengatakan telah meminta 8 orang itu untuk diganti. Dia juga menyebut akan mengevaluasi vendor dari karyawan outsourcing tersebut.
"Upaya yang kami lakukan karena kontrak kita dengan vendor kita sudah lakukan teguran keras sesuai dengan kontrak vendor. Ini kita akan evaluasi ke vendor kita dan kita minta diganti karena telah ada dalam bagian kontrak kerja dengan vendor. Tujuh orang beserta koordinatornya diganti. Itu proses kita dengan vendor. Namun ini menjadi catatan kita bagi vendornya," ujarnya, Rabu (16/6/2021).
Ade menerangkan pihaknya tidak bisa melakukan tindakan secara langsung kepada para pelaku karena mereka merupakan karyawan outsourcing.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur JICT Budi Cahyono mengatakan terkait pungli, JICT mendukung penuh langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dan aparat penegak hukum untuk membersihkan praktik pungli di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, termasuk di terminal JICT.
“Kami terus menginvestigasi adanya pungli di JICT yang beredar beberapa hari ini. Dapat kami pastikan bahwa JICT akan menindak tegas oknum yang melanggar hukum. JICT juga menjalankan whistle blowing program dan menyediakan line khusus pengaduan pelayanan termasuk anti pungli,” kata Budi.
Baca Juga
Dalam upaya menciptakan produktivitas dan percepatan proses bongkar muat di JICT, beberapa inisiatif telah dilakukan. Pertama, Penambahan tenaga operator RTGC di JICT dari sebelumnya 38 menjadi 40 operator per shift. Penambahan telah dimulai Minggu, 13 Juni 2021.
Kedua, Adjustment Deployment Manpower RTGC sesuai dengan beban kerja di lapangan. Penyesuaian deployment operator akan dimaksimalkan pada shift 2 dan 3 (malam hari), dimana pada saat shift tersebut, workload terminal sangat padat.
Ketiga, prioritas RTGC untuk melayani kegiatan di lapangan dibandingkan pelayanan kapal jika terjadi kepadatan. Pada saat pelayanan padat di lapangan, misal terjadi antrian panjang, maka terminal akan menghentikan untuk sementara kegiatan bongkar kapal dan alat RTGC difokuskan untuk melayani kegiatan receiving dan delivery.
Keempat, sosialisasi ke asosiasi. Terminal telah melakukan sosialisasi terkait pelayanan operasional kepada asosiasi serta meluruskan informasi terkait standar kinerja layanan di JICT.