Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa infrastruktur China yang terlilit utang, China Evergrande Group, mewarnai isu pasar pekan ini. Sejumlah pihak menduga kasus ini mirip dengan momen kejatuhan Lehman Brothers yang memicu krisis ekonomi global tahun 2008 silam.
Namun, analis Citigroup Inc. mengatakan pemerintah China akan mengambil tindakan untuk mencegah krisis Evergrande mengulang momen Lehman Brothers. Namun, beberapa bank diperkirakan menjadi korban.
"Otoritas kemungkinan akan menegakkan dasar untuk mencegah risiko sistemik guna mengulur waktu untuk menyelesaikan risiko utang, dan mendorong pelonggaran marjinal untuk lingkungan kredit secara keseluruhan," tulis tim analis Citigroup termasuk Judy Zhang, dikutip Bloomberg, Selasa (21/9/202).
Meningkatnya kekhawatiran investor mengenai krisis Evergrande dan tindakan keras pemerintah terhadap sektor real estat telah menyebabkan reaksi berantai di seluruh aset berisiko global minggu ini.
Bahkan, saham-saham yang tidak memiliki hubungan erat ke sektor ini juga turut terimbas. Indeks Hang Seng bahkan anjlok 3,3 persen pada perdagangan Senin (20/9/2021).
Di sisi lain, analisis Citigroup mengenai eksposur pinjaman bank kepada pengembang berisiko tinggi menunjukkan bahwa sejumlah bank menghadapi kredit tertinggi, termasuk China Minsheng Banking Corp., Ping An Bank Co., dan China Everbright Bank Co.
Baca Juga
Di sisi lain, S&P Global Ratings memperkirakan Evergrande tidak akan mendapatkan dukungan langsung dari pemerintah China dan berada di ambang gagal bayar.
"Kami percaya Beijing hanya akan dipaksa untuk turun tangan jika ada dampak luas yang menyebabkan banyak pengembang besar gagal bayar dan menimbulkan risiko sistemik bagi perekonomian. Gagal bayar Evergrande saja tidak akan menghasilkan skenario seperti itu," ungkap S&P Global Ratings.