Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) memproyeksikan pertumbuhan produksi pada tahun ini belum akan menyamai angka sebelum pandemi.
Namun demikian, pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat memungkinkan proyeksi pertumbuhan naik dari perkiraan pada tengah tahun.
Sekjen Inaplas Fajar Budiono memproyeksikan kinerja produksi dapat tumbuh 4 persen hingga 4,5 persen. Angka ini naik dari perkiraan sebelumnya yakni 3 persen.
"Kalau kembali ke sebelum pandemi belum bisa ya, paling-paling di angka 4 persen, maksimal sampai 4,5 persen," katanya kepada Bisnis, Minggu (7/11/2021).
Fajar melanjutkan naiknya proyeksi tersebut juga dipengaruhi oleh berkurangnya fluktuasi harga komoditas di pasar dunia dalam dua bulan terakhir.
Selain itu, pasar-pasar ekspor juga sudah bergeliat sehingga turut menaikkan utilisasi industri ke angka 75 persen untuk plastik hilir dan di atas 95 persen untuk hulu.
Baca Juga
Namun, yang perlu diwaspadai adalah mulai kembali membanjirnya barang-barang impor dari China karena negara itu belum bisa masuk ke pasar-pasar seperti Amerika Serikat dan Eropa sebagai dampak perang dagang.
Fajar berharap Indonesia dapat menyerap banyak sentimen positif selepas gelaran KTT G20 dan Dubai Expo pada tahun ini. Pernyataan-pernyataan pemerintah yang proindustri, terutama mengenai pajak karbon, dinilainya akan sangat berdampak pada kinerja industri tahun ini.
"Masalah pajak karbon, jika tidak diatur dengan baik walaupun masih wacana san jangka panjang, bisa mempengaruhi semuanya," ujar Fajar.