Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lahan Panen Padi Susut 0,25 Juta Hektare, Produksi Gabah Ikut Turun

BPS mencatat lahan panen padi susut 0,25 juta hektare sehingga produksi gabah kering giling turun 0,43 persen pada 2021.
Para petani memilah gabah hasil panen di desa Dawuan, Subang./ Antara - Arief Luqman Hakim
Para petani memilah gabah hasil panen di desa Dawuan, Subang./ Antara - Arief Luqman Hakim

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan luas lahan panen padi pada 2021 mencapai 0,25 juta hektare atau turun 2,30 persen jika dibandingkan dengan luasan lahan 2020 yang mencapai 10,66 juta ton hektare.

Konsekuensinya, produksi gabah kering giling atau GKG turut mengalami penurunan 0,43 persen pada 2021.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS Setianto mengatakan total luas panen padi dengan angka tetap pada 2021 mencapai 10,41 juta hektare. Adapun penurunan luas lahan panen ini disebabkan karena musim kemarau yang panjang selama Agustus hingga September 2021.

“Yang belakangan menyebabkan kekeringan dan berdampak pada luas panen padi yang jauh lebih rendah,” kata Setianto saat konferensi pers daring, Selasa (1/3/2022).

Selain itu, kata dia, penurunan luas lahan panen itu juga disebabkan karena peralihan tanaman lain selain padi sepanjang musim kemarau tersebut. Konsekuensinya sejumlah daerah mengalami penurunan produksi.

“Di beberapa tempat ada serangan hama faktor lainnya intensitas curah hujan yang cukup tinggi hingga akhir 2021 sehingga berdampak pada luas panen,” tuturnya.

Seiring dengan luas panen yang menyusut, BPS melaporkan, produksi GKG sepanjang 2021 turut mengalami penurunan sebesar 0,23 persen secara tahunan. Produksi GKG sepanjang 2021 sebesar 54,52 juta ton terpaut cukup lebar dari torehan 2020 sebesar 54,65 juta ton.

“Penyumbang penurunan produksi terbesar itu terjadi di Sumatera Selatan sebanyak 190.620 ton, Lampung mencapai 164.840 ton dan Jawa Timur 154.950 ton,” tuturnya.

Sementara itu, BPS juga melaporkan nilai tukar petani (NTP) pada Februari sebesar 108,83 atau naik 0,15 persen jika dibandingkan dengan posisi Januari 2022. Torehan itu didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas seperti kelapa sawit, cabai merah, bawang merah hingga karet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper