Bisnis.com, JAKARTA – Grab Holdings Inc. harus rela kehilangan valuasinya senilai US$22 miliar sejak melantai di bursa Amerika Serikat melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus (Special Purpose Acquisition Company/SPAC).
Dilansir Bloomberg, Jumat (4/3/2022), valuasi raksasa teknologi Asia Tenggara ini tercatat merosot 63 persen sejak debutnya sehingga membuatnya masuk di deretan emiten dengan kinerja terburuk di Nasdaq Composite Index.
Per Kamis (3/3/2022), valuasi Grab turun 37 persen yang menandai aksi jual terbesar setelah menderita kerugian hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Penurunan itu diikuti dengan 115 juta saham berpindah tangan, lebih dari empat kali secara rata-rata selama sebulan terakhir.
Kerugian Grab mencapai US$1,06 miliar pada kuartal IV/2021, atau melebihi konsensus pengamat senilai US$645 juta. Besarnya kerugian tersebut membuat investor berpaling dari Grab ke perusahaan lainnya.
Grab masuk dalam deretan emiten berkinerja buruk di De-SPAC Index pada Kamis kemarin karena valuasinya turun 5,4 persen.