Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Uang Beredar di Indonesia Rp7.810,9 Triliun Jelang Mudik Lebaran

Bank Indonesia mencatat jumlah uang beredar pada Maret 2022 mencapai Rp7.810,9 triliun jelang mudik Lebaran 2022.
Ilustrasi - Pekerja pabrik rokok PT Djarum di Kudus, Jawa Tengah menunjukkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) 2020. Djarum adalah sumber kekayaan awal Hartono bersaudara. Antara - Yusuf Nugroho.
Ilustrasi - Pekerja pabrik rokok PT Djarum di Kudus, Jawa Tengah menunjukkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) 2020. Djarum adalah sumber kekayaan awal Hartono bersaudara. Antara - Yusuf Nugroho.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami peningkatan yang lebih tinggi pada Maret 2022 jelang mudik Lebaran 2022.

BI mencatat, posisi M2 pada Maret 2022 mencapai Rp7.810,9 triliun atau tumbuh 13,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Februari 2022 yang tercatat sebesar 12,8 persen yoy.

“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit [M1] sebesar 18,7 persen yoy dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 6,9 persen yoy,” kata Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam siaran pers, Jumat (22/4/2022).

Peningkatan M1 didorong oleh pertumbuhan uang kartal serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, yang pada Maret 2021 tercatat sebesar Rp792,6 triliun, atau tumbuh 14,5 persen yoy, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat seiring meredanya kasus Covid-19.

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,2 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.097,4 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh 14,0 persen secara tahunan.

Sementara itu, pertumbuhan giro rupiah pada Maret 2022 tercatat stabil sebesar 28,8 persen secara tahunan.

Di sisi lain, peningkatan uang kuasi terutama bersumber dari komponen tabungan lainnya serta giro valas.

BI pun mencatat simpanan berjangka tercatat tumbuh melambat 2,4 persen yoy seiring dengan semakin rendahnya suku bunga yang ditawarkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper