Bisnis.com, JAKARTA – Capital A, perusahaan induk untuk AirAsia Aviation Group menyerukan kepada negara-negara di Asia untuk terus merelaksasi persyaratan perjalanan agar perekonomian global makin menggeliat.
President Commercial Capital A, Colin Currie menjelaskan hal tersebut perlu dilakukan pada saat ini, ketika perjalanan global semakin terbuka sejalan dengan meningkatnya angka vaksinasi.
Dia menyampaikan sebagian besar masyarakat dunia saat ini telah divaksin lengkap dan sebagian diantaranya telah menerima suntikan booster. Berdasarkan data di kawasan ini juga terlihat seseorang yang telah divaksinasi lengkap sangat kecil kemungkinannya untuk dirawat inap jika terjangkit Covid-19.
Dia juga berterima kasih kepada pemerintah negara-negara di Asean yang akhirnya membuka kembali perbatasannya. Menurutnya, hal tersebut adalah langkah awal yang baik untuk menggairahkan kembali pertumbuhan ekonomi.
“Dengan tingginya persentase jumlah penduduk yang telah divaksin lengkap di Asean, kami yakin sudah saatnya kita meninjau kembali beberapa penghalang yang masih menghambat perjalanan udara. Seperti persyaratan tes sebelum keberangkatan dan pada saat kedatangan, pengisian dan penyiapan dokumen tambahan, serta mahalnya asuransi perjalanan yang meng-cover Covid-19,” ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (24/4/2022).
Colin menjelaskan bahwa pariwisata merupakan kontributor ekonomi utama dan penolong bagi banyak negara di Asean dan sekitarnya.
“Untuk Asean secara keseluruhan, sektor pariwisata menyumbang 13 persen dari PDB agregat, dan 6 persen dari total lapangan kerja. Oleh karenanya, kebangkitan sektor pariwisata akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Group CEO of AirAsia Aviation Group Bo Lingam berpendapat saat ini harga tiket pesawat bisa lebih murah dibandingkan dengan harga tes Covid-19 dipersyaratkan oleh beberapa negara di Asia. Hal ini tentunya membebani wisatawan dari kalangan biasa yang dilayani oleh maskapai karena biaya perjalanan udara secara keseluruhan menjadi lebih besar.
Menurutnya, persyaratan tes, termasuk jumlah dan jenis tes yang diperlukan sepertinya juga harus terus ditinjau agar tetap relevan, di satu sisi tidak membebani wisatawan, dan di sisi lain tetap dapat melindungi kesehatan masyarakat.