Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan outlook pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5%. Angka tersebut lebih rendah dari asumsi APBN 2025 sebesar 5,2%.
Sri Mulyani menjelaskan semua lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7% pada 2025. Meski demikian, sambungnya, pemerintah akan mencoba melakukan berbagai langkah untuk memitigasi agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di 5%.
"Kita perlu tetap waspada terhadap risiko global sehingga outlook 5% dimaksimalkan untuk tetap bisa dicapai," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (1/7/2025).
Bendahara negara itu menyatakan otoritas akan menjaga pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan instrumen fiskal yang ada untuk melakukan counter cyclical. Artinya, pemerintah akan melakukan belanja yang lebih besar ketika ekonomi sedang lesu.
Sri Mulyani mencontohkan program-program unggulan pemerintah seperti makan bergizi gratis, FLPP Perumahan, Koperasi Merah Putih, hingga Sekolah Rakyat akan mulai berjalan pada semester II/2025.
"Semuanya itu memiliki multiplier effect [efek pengganda]," jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, sambungnya, inflasi akan tetap dijaga rendah untuk menjaga daya beli. Selain itu, pemerintah akan berupaya menjaga momentum investasi dan ekspor.
Outlook Asumsi Makro 2025 yang Disampaikan Sri Mulyani ke Banggar DPR pada 1 Juli 2025:
- Pertumbuhan Ekonomi: 4,7%—5,0%
- Inflasi: 2,2%—2,6%
- Suku Bunga SBN 10 Tahun: 6,8%—7,3%
- Nilai tukar: Rp16.300—16.800 per dolar AS.
- Harga minyak mentah Indonesia (ICP): US$68—82 per barel
- Lifting minyak: 593—597 rbph
- Lifting gas: 976—980 rbsmph