Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) mengantisipasi adanya tantangan konstruksi Proyek MRT Fase 2A Bundaran HI–Kota pada saat banjir. Seperti diketahui, intensitas hujan mulai meningkat belakangan ini mendekati akhir tahun.
Kepala Divisi Engineering PT MRT Jakarta (Perseroda) Weni Maulina mengatakan penurunan tanah dan ancaman banjir merupakan satu dari sejumlah tantangan yang dihadapi pembangunan prasarana MRT sepanjang kurang lebih 6,3 kilometer (km) tersebut.
"Terjadinya penurunan tanah dan ancaman banjir di sini kami lakukan improvement dari desain proteksi dan monitoring yang sangat intens," terangnya pada suatu webinar, Kamis (20/10/2022).
Weni juga menjelaskan proyek MRT Fase 2A juga akan dirancang untuk bisa memiliki ketahanan infrastruktur terhadap risiko banjir hingga gempa. Oleh sebab itu, kontraktor akan menyiapkan sistem perlindungan terhadap banjir yang meliputi penaikan anak tangga yang lebih tinggi, penyiapan flood gate, dan lubang pembuangan sekaligus pompa.
Selain tantangan terkait dengan banjir, proyek Fase 2A turut menghadapi sejumlah tantangan lain seperti kondisi tanah yang lebih lembut (soft soil) dan area pekerjaan yang lebih sempit khususnya pada kawasan Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
Selanjutnya, adanya pembangunan stasiun interchange di Thamrin yang akan terhubung dengan jalur Balaraja–Cikarang (East–West Line), serta tantangan perlindungan cagar budaya dan objek peninggalan sejarah Jakarta.
Baca Juga
"Semakin ke Utara semakin banyak kami temukan objek cagar budaya. Kami bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan untuk bisa menangani atau handling temuan yang kami dapatkan," ujarnya.
Adapun pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI–Kota terdiri dari tiga paket pekerjaan konstruksi yakni CP201, CP202, dan CP203. Proyek tersebut juga terdiri dari dua segmen yakni Bundaran HI–Harmoni dan Harmoni–Kota.
Segmen 1 Bundaran HI–Harmoni ditargetkan rampung pada Maret 2025, sedangkan Segmen 2 Harmoni–Kota pada Agustus 2027.