Bisnis.com, JAKARTA - DPR RI resmi menyetujui Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi XI DPR RI dan BI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
“Saya kira kita sudah sepakat, ini akan saya ketuk satu kali lagi tentang keputusan rencana anggaran tahunan BI tahun 2023, sepakat ya?” ujar Ketua Komisi XI DPR RI Kahar Muzakir, Rabu (23/11/2022).
Gubernur BI Perry Wajiyo turut mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada DPR RI atas masukan, arahan, dan persetujuan anggaran operasional BI 2023 yang baru saja disetujui.
Ke depan, dia mengatakan BI berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah, dan memohon dukungan dari Komisi XI DPR RI untuk menghadapi tantangan pada 2023 mendatang.
Adapun dalam raker tersebut, rencana anggaran pengeluaran operasional BI 2023 disepakati sebesar Rp15,49 triliun atau naik 8,43 persen terhadap ATBI 2022.
Sementara itu, rencana anggaran penerimaan BI 2023 disepakati sebesar Rp28,66 triliun atau naik sebesar Rp243,41 triliun dibandingkan rencana penerimaan tahun sebelumnya, terutama yang berasal dari penerimaan surat-surat berharga pada pos hasil pengelolaan aset valas.
Total rencana anggaran pengeluaran operasional BI TA 2023 sejumlah Rp15,49 triliun tersebut terdiri dari gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp4,70 miliar, manajemen SDM Rp3,00 miliar, logistik Rp2,54 triliun, dan penyelenggaraan operasional kegiatan pendukung Rp2,06 triliun.
Kemudian, program sosial BI dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM sebesar Rp1,23 triliun, pajak Rp1,47 triliun, dan cadangan anggaran sebesar Rp377,99 miliar.
Sementara, postur anggaran penerimaan operasional BI 2023 yang disepakati oleh panja penerimaan ATBI operasional terdiri atas penerimaan dari, pertama, hasil pengelolaan aset valas 2023 yang direncanakan sebesar Rp28,60 triliun atau naik 0,85 persen dari ATBI 2022.
Kedua, penerimaan operasional kegiatan pendukung sebesar Rp4,2 miliar atau turun 21,45 persen dari ATBI 2022. Ini terutama berasal dari penurunan pendapatan sewa persil dan bangunan karena asumsi terdapat permohonan keringanan sewa akibat dampak Covid-19 yang menyebabkan kinerja mitra masih dalam proses pemulihan. Sedangkan penerimaan dari penjualan inventaris di prognosa tetap.
Ketiga, penerimaan administrasi direncanakan sebesar Rp55,30 miliar atau naik 3,98 persen dari ATBI 2022 yang disebabkan karena terdapat kenaikan atas penerimaan administrasi kepegawaian.