Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) sampaikan telah membekukan dan melakukan penurunan tayang kepada 20.652 produk yang termuat di E-Katalog.
Deputi bidang pengembangan strategi dan kebijakan LKPP Sarah Sadiqa menyampaikan hal tersebut dikarenakan oleh 3 hal, salah satunya dikarenakan produk impor yang termuat sudah ada subtitusi pinjaman dalam negeri (PDN).
"Hari ini, walau begitu banyak barang yang masuk, tapi yang 20 ribuan itu akan kita freeze. Kenapa? Yang pertama karena produk impor sudsh ada subtitusi PDN-nya. Jadi begitu kita punya PDN, barang impor ditutup," pungkas Sarah dalam agenda RAPIMNAS KADIN 2022 pada Jumat (2/12/2022).
Sarah melanjutkan, penyebab kedua produk dibekukan karena produk yang diunggah tidak berkesesuaian atau tidak hal jual dari produsen.
Dengan demikian, lanjutnya, apabila LKPP mendapat laporan dan setelah diverifikasi laporan tersebut terbukti, maka produk akan dibekukan.
"Ketiga, karena ada masalah produk harga tidak wajar. Untuk itu memang masih harus dilakukan verifikasi ulang," tambah Sarah.
Disamping itu, Sarah menyampaikan LKPP telah mencapai target produk yang terhitung hingga saat ini, tercatat tembus 2.2 juta produk sebagaimana telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyusun katalog hingga 1 juta produk.
Ke depannya, LKPP akan meningkatkan transaksi belanja terarah untuk PDN dan UMK. Sebelumnya, LKPP dilaporkan telah melakukan pembaruan sistem yang kian memudahkan para penyedia barang dan jasa untuk mengunggah produk di e-katalog.
"E-katalog kita [saat ini] ada 3 tipe yaitu nasional, sektoral, dan lokal. Dari prosesnya jauh lebih mudah daripada beberapa tahun lalu, dsri 8 atau 9 proses kini menjadi 2 proses saja," tambah Sarah.