Bisnis.com, JAKARTA – Moody's Analytics memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 menjadi 4,6 persen. Benarkah akibat pengesahan UU KUHP?
Ekonom Senior Moody's Analytics Katrina Ell memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 4,6 persen, lebih rendah dari perkiraan tahun ini sebesar 5,2 persen.
Kinerja ekspor Indonesia yang melonjak drastis pada 2022 diproyeksi melambat pada tahun ini. Di satu sisi, harga komoditas batu bara sedikit turun dari puncaknya pada akhir September meski tetap relatif tinggi.
Peningkatan ekspor pada 2022 juga terbantu oleh peningkatan permintaan dari Eropa di tengah kenaikan harga gas dan permintaan yang kuat dari India akibat adanya gelombang panas.
Di sisi lain, Moody's menilai harga minyak kelapa sawit telah turun secara substansial sejak Juni, didorong oleh kebijakan impor Uni Eropa yang lebih ketat karena meningkatnya kekhawatiran tentang dampak deforestasi.
Menurutnya, juga terdapat risiko penurunan pemulihan pada ekspor jasa, khususnya sektor pariwisata, terkait dengan disahkannya UU Kitab Utama Hukum Pidana (KUHP) oleh pemerintah.
“Peraturan tersebut diperkirakan tidak akan berlaku selama tiga tahun, tetapi telah dilaporkan secara luas dan dapat berarti pemulihan kedatangan internasional lebih lambat menjelang implementasi undang-undang tersebut,” kata dia, dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Selasa (3/1/2022).
Di sisi lain, menurutnya kebijakan kenaikan suku bunga Bank Indonesia relatif lambat di tengah pengetatan suku bunga secara global. Meski demikian, BI telah menaikkan suku bunga acuan 200 basis poin hingga Desember 2022.
Sejumlah lembaga internasional lain juga memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh melambat pada 2023, sejalan dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi.
Bank Dunia (World Bank) memperingatkan akan ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi selama beberapa periode ke depan, disertai dengan risiko resesi global.
Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tumbuh sebesar 4,8 persen.
Proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2022 yang diproyeksikan mencapai 5,2 persen.
“Kami proyeksikan tetap kuat, meskipun pertumbuhannya agak sedikit melambat. Pertumbuhan diperkirakan 5,2 persen pada 2022 menjadi 4,8 persen pada 2023,” katanya.
Dalam laporan terbaru Asian Development Bank Outlook, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diperkirakan melambat menjadi 4,8 persen pada 2023. Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,0 persen.
Menurut ADB pertumbuhan pada tahun depan akan tertahan oleh melambatnya ekspor barang. Hal ini seiring dengan melemahnya perekonomian di negara maju.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun depan juga akan dipengaruhi oleh konsumsi swasta yang diperkirakan kembali ke tren pertumbuhan, serta dipengaruhi oleh pengetatan kebijakan fiskal dan moneter.