Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Korsel Sentuh 3,3 Persen Mei 2023, Terendah Sejak Oktober 2021

Turunnya laju inflasi tahunan Korsel memberikan ruang bagi Bank of Korea untuk mempertahankan tingkat suku bunga.
Bendera Korea Selatan/ Freepik.
Bendera Korea Selatan/ Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Korea Selatan kembali melandai pada bulan Mei 2023. Hal ini menjadi indikasi bahwa tekanan harga mulai berkurang dan memberikan ruang bagi bank sentral untuk mempertahankan tingkat suku bunga.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (2/6/2023), Kantor Statistik Korea melaporkan indeks harga konsumen (IHK) naik 3,3 persen pada Mei 2023 dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), kenaikan terkecil sejak Oktober 2021.

Angka tersebut berada di bawah ekspektasi ekonom yang memperkirakan 3,4 persen. Adapun inflasi inti, yang tidak termasuk harga minyak dan pertanian, mencapai 4,3 persen yoy, turun dari 4,6 persen pada bulan sebelumnya.

Perlambatan inflasi menandakan bahwa laju kenaikan suku bunga yang agresif dari Bank of Korea (BOK) mampu meredam tekanan harga secara berkelanjutan. Tren penurunan ini mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga jangka pendek dari bank sentral.

Imbal hasil obligasi Korea Selatan bertenor tiga tahun turun lima basis poin menjadi 3,43 persen setelah rilis data inflasi, sebagian karena meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga.

Ekonom SK Securities Co. An Young-jin mengatakan angka inflasi utama berpotensi turun ke level 2 persen dalam beberapa bulan ke depan jika berkaca pada tren penurunan inflasi saat ini.

“Hal ini dikombinasikan dengan penguatan won dapat mendorong bank sentral untuk mulai mendiskusikan penurunan suku bunga paling cepat pada bulan Juli," kata Young-jin seperti dikutip Bloomberg.

Para pejabat BOK memiliki satu lagi data inflasi sebelum pertemuan bulan Juli untuk menetapkan kebijakan suku bunga. BOK diperkirakan masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga empat kali berturut-turut.

Ekonomi Korea Selatan telah terbebani oleh penurunan permintaan untuk barang-barang dari China, terutama chip dan komponen teknologi lainnya. Lonjakan persediaan semikonduktor juga telah membatasi pengiriman. Pertumbuhan ekonomi di masa depan sangat bergantung pada rebound yang lebih cepat di China dan bangkitnya kembali permintaan tersebut.

Ekonom Bloomberg Economics Hyosung Kwon mengatakan inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi tetap tinggi, mencerminkan tekanan harga yang kuat.

“BOK tetap bertahan namun membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan minggu lalu. Data IHK ini mungkin akan membuatnya tetap terbuka, untuk saat ini,” ungkapnya.

Data terpisah dari BOK pada hari Jumat menunjukkan ekonomi Korsel tumbuh 0,3 persen pada kuartal I/2023 dibandingkan kuartal sebelumnya, sejalan dengan perkiraan analis.

Gubernur BOK Rhee Chang-yong mengatakan bank sentral perlu melihat penurunan inflasi yang berkelanjutan untuk mulai mempertimbangkan pergeseran kebijakan untuk menstimulasi ekonomi.

BOK mempertahankan suku bunga kebijakannya untuk pertemuan ketiga di bulan Mei, dengan alasan perlunya memerangi inflasi yang tinggi sembari memantau perkembangan ekonomi.

Gubernur Rhee tetap mempertahankan kemungkinan kenaikan suku bunga jika harga-harga terus meningkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper