Bisnis.com, JAKARTA – Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor dinilai diperlukan terutama untuk koordinasi lintas kementerian/lembaga (K/L) dalam mengelola kinerja ekspor Tanah Air.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa dalam negosiasi negara tujuan ekspor, penentuan tarif, hingga produk apa saja yang dapat diekspor, perlu koordinasi oleh K/L terkait.
“Apakah kemudian ini akan berhasil, saya pikir dalam sisi koordinasi tentu ini merupakan langkah yang baik teapi keberhasilannya tentu sangat dipengaruhi oleh bagaimana kinerja negosiator perdagangan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (28/9/2023).
Lebih lanjut, Yusuf menyebutkan peran para Satgas dalam memberikan bimbingan bagi para pelaku ekspor di dalam negeri sehingga siap untuk memasuki negara tujuan ekspor baru.
Selain itu, penting pula bagaimana penentuan bea keluar untuk produk ekspor tertentu dan kemana ekspor itu dilakukan.
“Hal-hal inilah yang juga cukup teknis dan menjadi faktor lain yang kemudian akan menentukan apakah satgas ini akan berhasil atau tidak dalam konteks peningkatan kinerja ekspor Indonesia,” tambahnya.
Baca Juga
Untuk itu, Yusuf melihat setidaknya ada dua strategi ekspor yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah. Pertama, mengandalkan negara tujuan utama ekspor tetapi dengan diversifikasi produk hasil hilirisasi yang diekspor.
Kedua, diversifikasi negara tujuan ekspor. Artinya, ekspor tidak hanya difokuskan kepada negara-negara tujuan utama, tetapi juga ke negara-negara lain yang memiliki potensi pasar yang relatif baik bagi ekspor produk Indonesia.
“Saya kira negara-negara di Asia Selatan seperti Pakistan itu punya potensi market yang relatif baik, hal ini didasarkan, pertama, pertumbuhan ekonomi Pakistan relatif baik dalam beberapa tahun terakhir ini,” jelasnya.
Pertimbangan lainnya, Pakistan juga merupakan negara yang memiliki bonus demografi yang baik sehingga marketnya juga sangat dinamis. Selain itu, jarak antara Indonesia ke Pakistan relatif tidak terlalu jauh
“Artinya Indonesia bisa menggandeng India sebagai negara tujuan utama ekspor dan Pakistan sebagai negara alternatif dari tujuan ekspor,” tuturnya.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) India masuk dalam peringkat tiga besar pangsa pasar ekspor nonmigas, setelah China dan Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengantisipasi perlambatan permintaan ekspor di negara tujuan ekspor tradisional dengan mengeksplorasi pasar tujuan ekspor baru seperti India, Afrika, dan Amerika Latin.