Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang 2023, industri hulu migas diwarnai oleh sejumlah perkembangan menggembirakan, mulai dari berjalannya beberapa megaproyek migas yang sempat tersendat hingga adanya temuan jumbo cadangan gas.
Beberapa proyek yang akhirnya kembali berjalan setelah tersandera isu divestasi berlarut-larut, yakni Blok Masela dan proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD). Kedua megaproyek migas ini kini telah merampungkan proses divestasi.
Namun, di sisi lain, industri hulu migas juga masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari belum tercapainya target lifting hingga adanya hambatan di sejumlah proyek.
Berikut sejumlah peristiwa penting di industri hulu migas sepanjang 2023 yang dirangkum oleh Bisnis:
1. Rencana Pengembangan Sejumlah Blok Migas Disetujui
Pada awal 2023, sejumlah rencana pengembangan atau plan of development (PoD) blok migas strategis disetujui, mulai dari Lapangan Tuna di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang dioperasikan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Premier Oil Tuna BV pada 2 Januari 2023, dilanjutkan dengan persetujuan PoD untuk lapangan kaya minyak Hidayah, bagian dari WK North Madura II garapanPetronas Carigali North Madura II Ltd. pada 10 Januari 2023.
Selanjutnya persetujuan PoD di rentang triwulan pertama 2023 diberikan kepada Lapangan Asap, Kido, dan Merah (AKM) Blok Kasuri di Papua Barat. Revisi PoD itu diserahkan kepada operator Blok Kasuri, KKKS Genting Oil Kasuri Pte Ltd, entitas Genting Group yang dikendalikan taipan dan pengusaha resor judi asal Malaysia, Lim Kok Thay.
Baca Juga
Penyerahan persetujuan PoD AKM dilakukan di sela-sela peresmian proyek strategis nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JBT) dan Proyek Lapangan Gas MDA dan MBH di Jawa Timur, Rabu (8/2/2023).
2. Pertamina Masuk Blok Masela
Pada 7 April 2023, Inpex Corporation, lewat anak usahanya Inpex Masela Ltd, resmi menyampaikan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) untuk penambahan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di proyek LNG Abadi Blok Masela kepada pemerintah.
Penyampaian revisi rencana pengembangan lapangan itu dilakukan seiring dengan rencana PT Pertamina (Persero) bersama dengan Petroliam Nasional Berhad atau Petronas untuk melakukan penawaran mengikat atau binding offer atas 35% hak partisipasi yang ingin dilepas Shell Upstream Overseas Ltd di proyek LNG Abadi Blok Masela saat itu.
Kemudian, di sela-sela pergelaran Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex, Selasa (25/7/2023), konsorsium PT Pertamina (Persero) resmi mengambil alih 35% hak partisipasi Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS), anak usaha Shell plc di proyek LNG Abadi Blok Masela.
Berdasarkan pernyataan resmi Shell, nilai divestasi 35% hak pengelolaan SUOS itu dilepas dengan harga sebesar US$650 juta setara dengan Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp15.002 per dolar AS) kepada Pertamina yang menggandeng perusahaan migas raksasa Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas sebagai mitra konsorsium.
Lewat konsorsium ini, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki 20% hak partisipasi Blok Masela, sementara Petronas 15%
Sebelumnya, proses divestasi saham Shell di Blok Masela terbilang alot. Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat menyinggung bahwa Shell kurang fleksibel dalam mengakomodasi kepentingan Indonesia pada proses divestasi hak partisipasi Blok Masela.
Pada Mei 2023, Arifin juga sempat mengingatkan bahwa pemerintah siap melakukan lelang ulang hak partisipasi Shell apabila Shell tetap tidak kooperatif untuk mempercepat proses divestasi yang sudah berlarut-larut.
3. Divestasi Indonesia Deepwater Development (IDD) Rampung
Raksasa migas Italia, Eni akhirnya resmi mengakuisisi hak pengelolaan Chevron dan menjadi operator di proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II pada Selasa (25/7/2023).
Penandatanganan perjanjian jual beli saham atau sales purchase agreement (SPA) Chevron Makassar Ltd (CML), Chevron Ganal Ltd (CGL) dan Chevron Rapak Ltd. (CRL) sebagai operator proyek IDD kepada Eni Lasmo PLC (Eni) disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
“Selamat Chevron dan Eni untuk penandatanganan pengalihan kepemilikan IDD. Saya harap acara ini dapat menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan bisnis migas di Indonesia,” kata Arifin.
Proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur ini merupakan proyek pengembangan lima lapangan gas di laut dalam di kedalaman antara 975 meter sampai dengan 1.785 meter yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.
Blok yang ikut menjadi proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai US$6,98 miliar atau setara dengan Rp104,61 triliun (asumsi kurs Rp14.988) itu sudah ditawarkan ke pasar sejak Juli 2019 lalu. Chevron, dengan kepemilikan hak pengelolaan 62% memutuskan proyek IDD tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan.
Proyek IDD memiliki produksi mencapai 844 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas alam dan 27.000 barel per hari (bopd) untuk minyak bumi.
“Divestasi proyek IDD dari Chevron ke Eni menjadi krusial untuk Indonesia karena proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produksi gas ke level 12.000 MMscfd pada 2030 nanti,” imbuh Arifin.
4. Temuan Jumbo Cadangan Gas di Kaltim
Pada ajang ADIPEC di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Minggu (1/10/2023), Eni melaporkan keberhasilan tajak terkait dengan temuan cadangan gas di Wilayah Kerja North Ganal, Kalimantan Timur dengan perkiraan awal gas in place 5 trilion cubic feet (Tcf).
Temuan itu disampaikan Head of Regional and Far East Eni saat bertemu dengan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto.
Dengan perkiraan awal discovered resources sebesar kurang lebih 609 MMBOE (recoverable), laporan ini menjadikan temuan di sumur Geng North-1 menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia pada 2023.